Kamis 07 Jul 2016 00:30 WIB

Risma Tanggapi Soal Pencegahan Aksi Terorisme dan Radikalisme

Tri Rismaharini
Foto: Antara
Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai masyarakat berperan besar dalam mencegah terorisme, radikalisme, maupun gerakan kekerasan lainnya sebagai wujud membantu pemerintah memberantasnya.

"Tidak bisa mengandalkan TNI, Polri, dan pemerintah mencegah terorisme dan radikalisme sebab peran masyarakat sangat dibutuhkan," ujarnya ketika ditemui di kediaman dinasnya, Surabaya, Rabu (6/7).

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin kejadian terorisme di Solo merembet ke Surabaya sehingga tidak perlu menunggu kejadian untuk bekerja sama, bersinergi, dan bahu-membahu mencegahnya.

"Setiap saat kita harus bersama-sama mencegahnya dan jangan menunggu kejadian. Ini sangat penting agar lingkungan selalu terjaga dari ancaman kekerasan apapun," ucap Risma, sapaan akrabnya.

Pada sebuah kesempatan sebelumnya, wali kota dua periode tersebut juga mengaku tidak ingin wilayahnya dimasuki teroris dan meminta perangkat kampung, terutama ketua RT lebih pedulu terhadap warganya.

"Ketua RT harus berperan lebih aktif, khususnya kepada warga pendatang. Ada tamu, lapor dan tetangga yang tidak aktif sosialisasi harus didatangi, termasuk mengecek kartu keluarga," katanya.

Penangkapan terduga terorisme di Surabaya awal Juni lalu, kata dia, membuatnya terkejut karena di wilayahnya ada ancaman bom. Selain itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya tersebut juga mengajak masyarakat untuk tidak pernah lelah berhenti berdoa agar "Kota Pahlawan" tetap aman, kondusif, dan tidak terganggu ancaman apa pun.

"Doa saya setiap hari adalah berharap Surabaya aman dan tidak ada segala bentuk kekerasan apa pun di sini," kata mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya tersebut.

Sebelumnya, aksi terorisme terjadi di Solo, yakni seorang pengendara sepeda motor memaksa masuk ke Markas Polresta Surakarta sehingga dikejar anggota Provost pada hari Selasa (5/7) sekitar pukul 07.30 WIB.

Saat dikejar, tepat di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) terjadi ledakan yang berasal dari badan pengendara sepeda motor hingga menyebabkan pelaku tewas di tempat, sedangkan anggota Provost mengalami luka-luka.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement