REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiarto mengatakan, sudah menjadi tradisi bagi umat Islam untuk melaksanakan takbir keliling, baik di tempat ibadah maupun di jalanan sebagai wujud sukacita dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah.
Namun, kata dia, kegiatan di malam takbiran tersebut memiliki potensi kerawanan. Karena itu, kegiatan tersebut menjadi perhatian jajaran Polda Metro Jaya untuk melakukan pengamanan.
"Karena kegiatan tersebut memiliki potensi kerawanan yang cukup tinggi dan berdampak terhadap adanya gangguan Kamtibmas," kata Moechgiarto dalam sambutannya saat Apel bersama ribuan personel di halaman Mapolda Metro Jaya, Selasa (5/7).
Ia menjelaskan, beberapa potensi kerawanan yang akan diantisipasi pada malam takbiran di antaranya adalah konvoi yang menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. Konvoi itu menimbulkan dampak terjadinya pelanggaran serta kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
"Potensi kerawanan lainnya adalah penggunaan petasan dan kembang api, selain membahayakan diri sendiri dan orang lain, juga dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran serta tawuran," jelas dia.
Moechgiarto menambahkan, pelaksanaan pengamanan malam takbiran merupakan bagian dari Operasi Ramadadiya 2016, yang merupakan operasi kemanusiaan dengan lebih mengedapankan kegiatan pelayanan kepada masyarakat dalam merayakan Idul Fitri 1437 Hijriyah.
"Diharapkan pada pengujung bulan suci Ramadhan ini, khususnya pada malam takbir dan pada saat hari raya dan setelahnya, situasi Kamtibmas dapat terus terpelihara dengan baik," ucap dia.