Selasa 05 Jul 2016 17:13 WIB

Bom Madinah Serang Sensitifitas Umat Islam

Rep: Gita Amanda/ Red: Achmad Syalaby
 Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Rofi Munawar
Foto: dok : Humas FPKS DPR RI
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Rofi Munawar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar mengatakan, teror bom di Madinah telah mengusik ketenangan umat beragama. 

Ledakan bom yang berjarak sekitar 400-500 meter dari Komplek Masjid Nabawi tersebut, kata dia, semakin menggambarkan bahwa teror tidak lagi mengenal tempat dan waktu. Karena, dia menjelaskan, teror dilakukan di salah satu pusat kegiatan ibadah umat Islam dan menjelang idul Fitri.

"Kekerasan ini telah menyentuh pusat aktivitas agama umat Islam yang sangat sensitif, tentu perlu usaha yang serius dari pemerintah Arab Saudi pada khususnya dan  komunitas internasional pada umumnya untuk mencegah beragam aksi lanjutan yang mungkin terjadi. Karena teror ini sesungguhnya merupakan upaya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menciptakan ketakutan secara massif dan terencana," kata Rofi Munawar melalui pernyataan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/7). 

Rofi melihat bahwa kejadian bom di Madinah dan dua tempat lainnya di Arab Saudi sebagai bentuk penyerangan terhadap area vital umat Islam, sebagaimana yang terjadi di Palestina dengan beragam teror terhadap keberadaan Mesjid Al Aqsa. Tentu aksi-aksi teror terhadap pusat kegiatan umat islam ini akan sangat berbahaya dan berdampak buruk. 

"Kekerasan melalui teror bom dan aksi penembakan di dunia, semakin massif akhir-akhir ini. Ironisnya kini bukan hanya menyasar objek vital atau fasilitas publik namun juga pusat kegiatan umat agama. Konteks dan motifnya sudah semakin kompleks" ujar Rofi. 

Legilsator asal Jawa Timur ini menjelaskan,  bom bunuh diri Madinah tidak berselang lama dari aksi teror di Bangladesh dan renteten bom di Turki. Jika diperhatikan secara seksama seperti serial yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Rofi juga meminta media memberitakan kejadian ini secara proporsional dan berdasarkan nilai-nilai keadilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement