Selasa 05 Jul 2016 15:33 WIB

BNPT: Ada Kemungkinan Nur Rohman Bergerak Tanpa Komando

Rep: Andrian Saputra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).
Foto: Antara
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Tito Karnavian membeberkan jaringan pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta, Solo pada Selasa (5/7) pagi. Dalam konferensi pers digelar siang tadi, Tito mengatakan teror bom tersebut berhubungan erat dengan teror bom internasional.

Diketahui sebelumnya serangkaian serangan bom bunuh diri juga terjadi di sejumlah negara seperti Malaysia, Turki, dan Arab Saudi. Tito mengatakan Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, merupakan anggota dalam jejaring teroris di bawah Abu Musyaf.

"Dia (Nur Rohman) jaringan Abu Musyaf yang tergabung di JADKN (Jamaah Ansorut Dakwah Khilafah Nusantara) ini berafiliasi dengan Bahrun Naim (Pelaku Teror Tamrin 2016). Asumsi kami, dia punya hubungan dengan Bahrun Naim, tapi setelah kita monitor terus mungkin enam bulan ini putus hubungan," tutur Tito.

Lebih lanjut Tito mengungkapkan, kemungkinan bom bunuh diri dilakukan oleh Nur Rohman tanpa adanya komando. Kata dia hal ini karena Juru bicara ISIS, Abu Muhammad Al Adnani telah menyampaikan imbauan untuk melakukan serangkaian serangan pada bulan Ramadhan.

"Atau dia lakukan serangan ini sendiri, tanpa komando, tapi dia tunggu perintah Abu Muhammad Al Adanani untuk terjadi pada Ramadhan, karena mungkin dianggap suci," tuturnya.

Tito mengungkapkan terdapat sejumlah penyelesaian yang harus segera ditempuh. Di antaranya di tingkat lokal bekerja sama dengan semua pihak untuk menetralisir penyebaran paham radikal. Selain itu, Tito berharap agar revisi UU anti Terorisme dapat memperkuat aparat penegak hukum dalam memberanbtas jaringan teroris.

Selain itu dirinya berharap ada gerakan moral di masyarakat untuk tidak takut terhadap aksi teror semacam itu. Yang terpenting lainnya, kata dia, melakukan kerjasama internasional terkait penyelesaian konflik di Timur Tengah, termasuk melemahkan ISIS. Menurut Tito, peristiwa ledakan bom di Indonesia itu merupakan tumpahan konflik di Timur Tengah.

"Kami melakukan pemetaan, apa yang terjadi di Solo merupoakan fenomena global, ada permasalahan Internasional adanya ISIS yang menjadi daya tarik mensuport kelompok-kelompok ini," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement