REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Vaksin di DIY tidak ditemukan indikasi vaksin palsu. Hal ini merupakan hasil pantauan dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Yogyakarta terhadap 19 sarana kesehatan bahwa 100 persen yang digunakan berasal dari Puskesmas setempat dan dibeli dari distributor resmi penyedia vaksin.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan DIY Sulistyo mengatakan vaksin program berasal dari pemerintah dijamin tidak palsu, karena itu masyarakat tidak perlu panik dan resah.
"Alhamdulillah di DIY aman dari vaksin Palsu. Karena itu kami imbau kepada masyarakat tidak usah resah dan tidak perlu mengambil informasi dari social media yang sumber tidak akurat. Percayalah pada vaksinasi dan tetap lanjutkan vaksinasi sesuai jadwal," kata Ketua Komda KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) Mei Neni Sitaresmi.
Menurut dia, setiap kejadian yang terjadi setelah imunisasi selalu dianalisis oleh Komda KIPI, untuk mengetahui penyebabnya vaksinnya atau di luar itu. Kalau ada yang ragu-ragu, anaknya bisa dilakukan vaksinasi lagi atau diberikan booster. Dengan diberikan booster, kekebalan akan tinggi, jelas dia.
Menurut Plt Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Ini Hikmatin, ketersediaan vaksin cukup, karena dalam perencanaan semua sasaran harus mendapatkan vaksin.
Kepala Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Sulistyo yang juga Asisten Pemerintah dan Kesra Setda DIY mengatakan bagi anak yang sudah berusia 6-8 tahun bisa mengikuti bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) di Sekolah Dasar masing-masing untuk mendapatkan imunisasi Campak, DT (Dipteri-Tetanus) untuk kelas I SD dan Tetanus Dipteri untuk anak kelas II dan III SD.
Pembeian imunisasi ini bertujuan meningkatkan kekebalan anak, serta untuk melindungi anak dari penyakit Campak, Dipteri dan Tetanus. "Kami mengimbau kepada rumah sakit, klinik swasta dan dokter atau bidan praktek swasta untuk membeli vaksin pada distribsi resmi. Nomor izin edar asli atau palsu bisa dicek di website BPOM: www.pom.go.id," jelasnya