Rabu 29 Jun 2016 16:10 WIB

Deddy Mizwar: Pemalsu Vaksin Sama dengan Pembunuh Balita

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Polisi menunjukkan barang bukti yang disita dalam kasus produksi dan distribusi vaksin palsu di wilayah ibukota Jakarta, Banten dan Jawa Barat di Mabes Polri di Jakarta, Senin (27/6).
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Polisi menunjukkan barang bukti yang disita dalam kasus produksi dan distribusi vaksin palsu di wilayah ibukota Jakarta, Banten dan Jawa Barat di Mabes Polri di Jakarta, Senin (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menilai pelaku pemalsuan vaksin sama dengan pembunuh balita. Karena, para balita menjadi korban dari kasus pemalsuan tersebut.

"Harus dibersihkan, korbannya anak-anak. Pembunuhan balita, harus dikejar sampai tuntas," ujar Deddy usai melakukan inspeksi di salah satu pabrik di kawasan Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (29/6).

Deddy berharap, alur distribusi vaksin palsu ini bisa segera ditelusuri. Agar, tidak semakin banyak anak-anak yang menjadi korban. Ini sangat penting agar kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan vaksin tidak semakin tergerus. "Harusnya bisa ditelusuri. BPPOM maupun kepolisian," katanya.

Deddy pun mengimbau, masyarakat agar tidak sembarangan dalam memilih tempat untuk memberi vaksin. Menurut Deddy, Posyandu, rumah sakit pemerintah, dan klinik kesehatan yang resmi harus menjadi pilihan utama dalam pemberian vaksin kepada anak-anak.

Sebab, berbagai fasilitas kesehatan tersebut menggunakan vaksin asli buatan produsen resmi dan ternama. "Lebih banyak Biofarma kan, asli. Jangan sembarangan," katanya.

Sebelumnya, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung memastikan Kota Bandung terbebas dari peredaran vaksin palsu. BBPOM mengaku sudah menyisir rumah sakit, klinik, bahkan puskesmas untuk memastikan fasilitas kesehatan untuk bayi di Bandung bebas vaksin palsu.

Kepala BPPOM Bandung Abdul Rahim mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mengindikasi keberadaan vaksin di Bandung. "Masih bagus ya, belum ada (ditemukan vaksin palsu)," katanya saat dikonfirmasi di Bandung.

Meski begitu, menurutnya setiap pihak harus waspada terhadap peredaran vaksin palsu yang berhasil dibongkar kepolisian. Terutama bagi daerah-daerah yang berdekatan dengan DKI Jakarta.

"Hasilnya memang banyak distribusi vaksin yang secara aturan tidak memadai. Temuan itu terjadi di beberapa rumah sakit dan klinik di Bogor dan Bekasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement