Selasa 28 Jun 2016 21:06 WIB

Ali Imron Ceritakan Skenario Hingga Bom Bali Meledak

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ilham
Terpidana teroris Bom Bali Ali Imron memberikan paparan terkait terorisme pada acara kajian Ramadhan di Jakarta, Selasa (28/6). (Republika/Wihdan)
Foto:
Bom bunuh diri kembali meledak di Pakistan/ilustrasi.

Dilihat dari rencana awal, bom yang rencananya akan diledakan ada tiga. Pertama, Bom Mobil yang beratnya mencapai satu ton, kedua bom motor yang memiliki berat 50 kilogram, dan terakhir bom rompi. Awalnya, rencana tersebut akan dieksekusi pada 11 September 2002 atau bertepatan dengan tragesi WTC. Namun ternyata, waktu yang tersedia tidak cukup untuk menyelesaikan perakitan bom tersebut.

Sehingga, pada tanggal 8 September 2002, Ali Imron bersama Amrozi baru berangkat ke Bali. Di sana, Ali Imron pula yang dipercaya untuk melakukan survei dan mencari tempat hiburan yang paling banyak dikunjungi oleh orang-orang bule. "Segala yang ngerjain saya, survei diskotik yang banyak bulenya saya," kata Ali Imron.

Pada tanggal 16 September 2002, bahan peledak sudah dikirim satu per satu dari Solo menuju Bali. Sesampainya di Bali, Bom yang sudah diracik kemudian dirakin ke mobil yang sudah disediakan.

Aksi tersebut dipimpin langsung oleh Mukhlas. Namun, saat aksi tersebut mau dieksekusi, mereka yang bersedia bunuh diri tidak sesuai harapan. "Jadi yang rencananya bawa bom mobil, baru bisa nyetir lurus doang. Yang rencananya bawa bom motor juga baru bisa kendarai sepeda motor, kalau yang rompi kan tinggal jalan aja," kata Ali.

Akibatnya, rencana yang sudah disusun berubah. Bom motor yang sudah direncanakan dihapuskan dan diganti dengan bom jinjing. Karena yang rencananya membawa bom mobil belum lancar mengendarai, Ali Imron kemudian berinisiatif untuk mengantar mereka ke titik-titk yang telah direncanakan.

"Yang nyetir mobil siap tapi harus saya antar karena belum lancar, itu sekitar 11 kilo saya antar. Tinggal 100 meter saya serahkan ke yang mau bunuh diri. Saya dijemput sudah di jalan Simpang Teuku Umar. Di sana saya ledakan yang di Konsulat pakai remot handphone," kenang Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement