REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Kehutanan Indonesia (KKI) ke VI akan menjadi ajang berkumpulnya para pemerhati kehutanan Tanah Air. Event ini akan digelar pada akan digelar pada 30 November-2 Desember 2016 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Setidaknya akan ada 7 isu yang dibahas dalam pertemuan akbar ini.
"KKI VI ini merupakan arena berkumpulnya para rimbawan Indonesia untuk membahas segala masalah kehutanan juga sejumlah bidang terkait," kata Ketua Presidium DKN Agus Justianto.
Kegiatan KKI VI yang mengambil tema "Reposisi Kehutanan Indonesia Menuju Terlaksananya Tata Kelola Kehutanan yang Baik" akan didahului oleh rangkaian kegiatan prakongres yang akan digelar di tujuh wilayah, yakni Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Adapun isu-isu yang akan dibahas dalam kegiatan prakongres di sejumlah wilayah antara lain Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), optimalisasi tata kelola dan gerakan nasional penyelamatan sumber daya alam, pemberdayaan dan resolusi konflik, kebakaran lahan dan hutan, restorasi ekosistem dan gambut, bisnis kehutanan dan SVLK (sistem verifikasi legalitas kayu), masyarakat adat, serta perubahan iklim (REDD+).
"Dengan pembahasan berbagai isu itu, hasil yang kami harapkan adalah rekomendasi yang diharapkan bisa disampaikan kepada pemerintah. Terlebih DKN merupakan mitra pemerintah untuk memberi masukan konstruktif dan konkret soal isu kehutanan," katanya.
Agus menuturkan, DKN merupakan lembaga yang dibentuk sejalan dengan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang menyebutkan bahwa masyarakat berhak menikmati kualitas lingkungan hidup yang dihasilkan hutan dan turut berperan serta dalam pengelolaan hutan. Agus menambahkan, dalam rangkaian kegiatan KKI VI nanti, akan ada pemilihan anggota presidium DKN untuk periode selanjutnya sebagai puncak acara.
"Puncaknya nanti ada pemilihan anggota presidium. Ada pun kegiatan kali ini merupakan hajatannya anggota presidium periode 2011-2016," ujarnya.