REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Fadli Zon melakukan klarifikasi terkait kabar adanya permintaan fasilitas khusus untuk anaknya kepada KJRI New York, AS. Terkait penjemputan, dia mengatakan, ternyata inisiatif stafnya untuk memastikan tak ada masalah imigrasi dan menjamin keselamatan Shafa Sabila dari bandara ke tempat tinggal di rumah kawan orang Indonesia.
"Tak ada fasilitas lain. Saya seharusnya mengantar anak saya tahun ini, namun karena padatnya kegiatan di DPR jadi tak memungkinkan," katanya.
Sebagaimana tercantum di dalam Tugas Pokok Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, ujar Wakil Ketua Umum Gerindra ini, salah satunya adalah penyelenggaraan fungsi pengayoman, pelayanan, perlindungan dan pemberian bantuan hukum dan fisik kepada Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia.
"Sehingga, siapapun warga negara memiliki hak untuk mendapatkan penyelenggaraan fungsi dari organisasi perwakilan RI di luar negeri," katanya.
Fadli mengatakan, jika pun ada yang keliru dengan maksudnya, maka dia meminta maaf dan segera mengirimkan biaya pengganti transportasi dari bandara ke rumah kawan orang Indonesia kepada KJRI New York melalui Kementerian Luar Negeri di Jakarta.
Mengenai kegiatan anaknya di New York, Fadli mengatakan, bukan dalam rangka liburan. Shafa Sabila mengikuti program Stagedoor Manor Camp 2016 yang berlokasi di Loch Sheldrake, New York.
Stagedoor Manor Camp semacam sekolah singkat teater atau "performing art" bagi para remaja berusia 10-18 tahun, yang sudah berlangsung selama kurang lebih 40 tahun.
Banyak alumni dari program tersebut yang sudah menjadi artis-artis ternama seperti Natalie Portman, Mandy Moore, Sebastian Stan, Zach Braff, Ansel Elgort, Robert Downey Jr, Shawn Levy dan masih banyak lagi.
Pada program tahun ini, anak Fadli Zon, Shafa Sabila Fadli terlibat sebagai salah satu peran utama "Nine Musical Play". Sebelumnya tahun 2015 Shafa menjadi salah satu peran utama "Sweet Charity". Tahun 2014, Shafa ikut dalam "Evita" dan 2013 "Miss Saigon." Tahun ini Shafa adalah satu-satunya anak Indonesia yang ikut dalam kegiatan seni teater tersebut.
Ia mengatakan, penyebarluasan surat faksimili yang juga memuat nomor telepon seluler (hp) putrinya telah membuat anaknya menerima ratusan SMS. Ini tentu mengganggu kegiatannya dalam kegiatan Stagedoor Manor Camp.