Ahad 26 Jun 2016 20:00 WIB

Kepala BNN: Indonesia Butuh 2.000 Anjing Pelacak

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Unit 9 Kepolisian membawa anjing pelacak dan penghalau massa
Foto: kaskus.us
Unit 9 Kepolisian membawa anjing pelacak dan penghalau massa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso mengatakan, dibutuhkan 2.000 ekor anjing pelacak untuk membantu pemberantasan dan pencegahan peredaran narkoba di Indonesia. Namun, saat ini BNN baru memiliki 50 ekor anjing terlatih yang disebut pasukan K9.

"Pembentukan K9 baru 50 ekor. Kebutuhan nasional itu harusnya 2.000 ekor," kata pria yang akrab disapa Buwas tersebut di Lapangan Cengkeh, Kota Tua, Ahad (26/6).

Buwas mengatakan, pada peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI), Presiden berpesan agar BNN meningkatkan perannya dalam upaya pemberantasan narkoba nasional di Tanah Air. Menurut dia, pola kejahatan narkoba saat ini adalah para bandar besar berusaha menciptakan pasar-pasar baru untuk memasok barang haram mereka.

Cara yang pulang mudah yaitu dengan menyasar generasi muda. Tak hanya remaja, sambung dia, para pengedar bahkan sudah menyasar anak usia TK.

"Tujuannya satu, mereka menciptakan pangsa pasar berikutnya sehingga suplai terhadap narkotika di negara kita masih terus bisa mereka laksanakan," kata mantan kepala Bareskrim Mabes Polri tersebut.

Tak hanya itu, Buwas juga menyebut para bandar narkoba kelas kakap sangat licin meski sudah mendekam di penjara. Hal itu setidaknya ditunjukkan terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman, yang ketahuan menjalankan bisnis narkobanya dari balik jeruji besi. Karenanya, kata dia, Presiden juga meminta BNN untuk meningkatkan sinergitas dengan lembaga-lembaga lain demi memastikan upaya pemberantasan kejahatan narkoba dilakukan sampai ke tiap sel lapas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement