REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengingatkan agar umat Islam terus menjaga persatuan dan menjauhkan diri dari perbedaan yang tidak perlu. Hal ini penting karena ada persoalan yang jauh lebih besar untuk dipikirkan bersama-sama demi kemajuan umat Islam pada masa mendatang.
"Janganlah kita gontok-gontokan terus antar kita. Marilah kita bangun kekuatan umat Islam dengan ilmu, ekonomi, dan ikut terlibat secara aktif di kekuasaan," katanya dalam Safari Kebangsaan Merajut Kebhinekaan di Pondok Pesantren Baitul Muttaqin DPD LDII, Cengkareng, Jakarta Barat Ahad, (26/6). Zulkifli, yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini, meminta masyarakat wajib memenuhi kebutuhan pendidikan bagaimana pun kondisi dan keadaannya.
Kalau pendidikan kalah dengan kebutuhan lain, maka Indonesia akan jadi pecundang. "Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan kita semua. Kita kirim orang ke Arab, Cina, dan Malaysia semuanya jadi pembantu rumah tangga. Kondisi ini tidak boleh terus dibiarkan. Pendidikan adalah nomor satu dan ini harus kita rebut," ujarnya.
Zulkifli juga meminta agar umat Islam melupakan pertengkaran dan perbedaan. Rakyat harus mulai belajar ekonomi agar anak-anak Indonesia menjadi pengusaha yang tangguh.
Kalau rakyat tidak sungguh-sungguh belajar atau menjadi pengusaha-pengusaha yang tangguh, maka Indonesia akan semakin tertinggal. Mantan menteri kehutanan ini mengimbau agar rakyat jangan hanya mengeluh dan marah dengan keadaan saat ini.
Jadilah orang Islam yang gagah. Sebab kalau tidak, Indonesia akan terus diremehkan negara lain.
"Lupakan perbedaan dan cari persamaannya. Baru yang terakhir adalah kekuasaan. Tapi kalau ilmu tidak, ekonomi tidak dan kekuasaan juga tidak maka kita akan jadi pengikut terus," kata Zulkifli. Ikut mendampingi Zulkifli dalam acara tesrebut antara lain Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo dan Ketua DPP PAN Azis Subekti.