Sabtu 25 Jun 2016 23:41 WIB

Warga Kudus Lestarikan Musik Tongtek Melalui Lomba

Anak-anak membangunkan warga untuk sahur.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Anak-anak membangunkan warga untuk sahur.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama bekerja sama dengan PAC Gerakan Pemuda Ansor Jati, Kabupaten Kudus, Sabtu (25/6), menggelar kompetisi musik tongtek sebagai salah satu upaya melestarikan musik tradisional.

Kompetisi musik tongtek tersebut dipusatkan di Lapangan Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah, berlangsung usai Salat Tarawih atau sekitar pukul 20.30 WIB.

Menurut Ketua Panitia Festival Musik Tongtek Ramadan Eko Budi Setiawan, kegiatan lomba musik tongtek ini dalam rangka membangkitkan kembali musik tradisional yang biasanya untuk membangunkan umat Islam saat waktu sahur pada bulan puasa.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebiasaan membangunkan umat Islam dengan musik tongtek yang biasanya dibunyikan sambil keliling kampung itu kini mulai ditinggalkan dan jarang sekali terdengar lagi musik tradisional tersebut pada waktu sahur. Selain bertujuan memeriahkan Ramadan, lomba tongtek ini juga bertujuan melestarikan musik tradisional tersebut agar tetap terdengar di setiap bulan puasa.

Ia menjelaskan bahwa Festival Tongtek Ramadan 1437 Hijriah merupakan yang pertama digelar sambil menunggu respons masyarakat. "Jika mendapatkan respons positif, tentunya akan menjadi agenda rutin setiap tahun sekaligus mendorong masyarakat menghidupkan kembali musik tradisional yang sering terdengar pada bulan puasa tersebut," ujarnya.

Nantinya, kata dia, lomba tongtek bisa dibuat lebih meriah dengan peserta dari semua kecamatan di Kabupaten Kudus. Pada saat ini, pesertanya terbatas dari Kecamatan Jati dengan jumlah peserta sebanyak 35 grup tongtek dengan masing-masing grup personelnya antara 10 dan 15 orang.

"Peserta yang tampil kreatif dan kompak sepanjang rute perjalanan yang dimulai dari lapangan hingga Masjid Wali yang berjarak sekitar 1 kilometer serta menampilkan ciri khas musik tongtek berpeluang mendapatkan juara," ujarnya.

Peserta terbaik, kata dia, akan mendapatkan uang pembinaan dengan nominal mencapai Rp 1,5 juta. Pembina Banser Kabupaten Kudus Akhwan Sukandar menyatakan dukungannya terhadap fertival musik tongtek yang bertujuan melesrarikan musik tradisional yang sebelumnya sering terdengar pada bulan puasa untuk membangunkan umat Islam saat waktu sahur.

"Musik tradisional tersebut perlu dibangkitkan kembali dan jangan sampai tenggelam karena perkembangan zaman yang makin modern," ujar politikus dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) tersebut.

Ali Mian, pemuda Masjid Al-Ikhsan Getaspejaten, Kecamatan Jati, mengatakan bahwa musik tongtek mulai jarang terdengar pada bulan puasa. Namun, remaja di Masjid Al-Ikhsan masih kerap bermain musik tongtek untuk membangunkan umat Islam di sekitar kawasan masjid untuk sahur.

Berdasarkan pantauan, sejumlah grup tongtek ada yang tampil kompak meskipun alat musik yang digunakan tergolong sederhana, yakni tongtek dari bambu dipadu dengan alat musik dari botol sirup bekas, galon air mineral, dan jeriken. Peserta lomba tongtek tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai usia anak hingga tua.

Ribuan orang tampak memadati sepanjang rute perjalanan yang dilalui peserta lomba untuk menyaksikan tontonan yang jarang mereka lihat pada bulan puasa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement