REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Kepolisian Resor Ngawi, Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu yang rawan terjadi pada setiap menjelang hari Lebaran.
Kasubnit Shabara Polres Ngawi, Bripka Budi Utomo mengatakan, kewaspadaan juga ditunjukan kepolisian dengan melakukan razia di sejumlah penyedia jasa penukaran uang baru yang kini marak. "Razia ini dilakukan untuk mengantisipasi peredaran uang palsu dengan modus penukaran uang baru dengan jumlah banyak," ujar Bripka Budi Utomo kepada wartawan.
Selain itu, juga mengantisipasi adanya sejumlah oknum yang demi kepentingannya pribadi, sengaja mengurangi isi atau nominal uang penukaran yang sudah diikat dengan pita plastik. Razia di antaranya dilakukan ke sejumlah penyedia jasa penukaran uang baru di Alun-Alun Ngawi. Sejumlah anggota Polres Ngawi dengan teliti memeriksa tumpukan uang baru yang sudah diikat plastik. Ada uang dengan satuan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000-an.
"Kami mengimbau masyarakat yang menggunakan jasa penukaran uang di pinggir jalan untuk teliti sebelum meninggalkan lokasi. Hendaknya dicek dahulu apakah benar uang asli dan jumlah uangnya telah sesuai," kata dia.
Pihaknya juga meminta para penyedia jasa penukaran uang baru tidak berlaku curang dengan mengurangi jumlah atau menyelipkan uang palsu ke dalam tumpukan uang asli yang sudah dibendel tersebut. "Jika warga menemukan ada hal yang mencurigakan, bisa langsung melapor ke kantor polisi terdekat. Momentum lebaran yang tinggi mobilitas dan kebutuhan, sangat rawan dengan tindak kriminalitas," kata Bripka Budi.
Sementara, salah satu penyedia jasa uang baru, Sriono, memastikan uang baru yang disediakannya asli. Hampir setiap tahun saat menjelang lebaran ia selalu menyediakan jasa penukaran uang baru. Jadi sudah memiliki pelanggan. "Uang itu asli karena saya tukarkan di Bank Indoesia cabang Solo. Saya tidak berani memasang uang palsu apalagi mengurangi jumlah, selain sudah dipercaya dengan pelanggan juga takut ditangkap polisi," kata dia.
Sriono mengaku memasang tarif 10 persen untuk setiap transaksi. Setiap penukaran Rp 100 ribu dibebankan biaya sebesar Rp 10.000. Namun, sejak H-4, biaya penukaran uang naik menjadi Rp 15.000 setiap paketnya. Minat warga Ngawi untuk menukarkan uang pecahan jelang lebaran cukup tinggi. Sedangkan, uang pecahan yang paling laku adalah Rp 5.000