Jumat 24 Jun 2016 20:01 WIB

Modus Vaksin Palsu untuk Meraup Keuntungan

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Vaksinasi Anak.
Foto: abc
Vaksinasi Anak.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjajarta mengatakan, modus di balik penjulan vaksin palsu adalah untuk Meraup Keuntungan. Apalagi menurutnya untuk membedakan vaksin asli dan palsu sangat sulit bagi masyarakat.

"Modusnya ya cari untung," ujar Marius saat dihubungi Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (24/6).

Markus mencontohkan orang membeli obat berbeda dengan yang ingin membeli baju. Misalnya kata dia saat seseorang ingin membeli baju namun karena uangnya kurang maka orang tersebut akan mengurungkan niatnya.

Kondisi seperti ini kata dia berbeda dengan orang yang membutuhkan obat. Karena obat dibutuhkan dalam hitungan detik sehingga orang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan uang tersebut. Keadaan seperti ini yang menurutnya dimanfaatkan kelompok tertentu untuk membisniskan vaksin-vaksin palsu dengan harga miring. 

Baca juga, Bareskrim Bongkar Peredaran Vaksin Palsu untuk Bayi.

Apa lagi kata dia masyarakat tahu bahwa vaksin sangat penting bagi bayi dalam tumbuh kembangnya. Sehingga bayi-bayi tersebut dapat tumbuh dengan  kekebalan tubuh yang baik.  "Intinya keterpaksaan untuk mencegah supaya anaknya jangan terkena penyakit yang ada di dunia ini, jadi memanfaatkan moment keterpaksaan," sambungnya.

Marius sedikit bercerita. Dulu kata dia pada tahun 2014 ada orang yang melaporkan pada dirinya tentang temuan vaksin palsu. Anehnya lagi vaksin palsu tersebut didapatkan dari salah satu program pemerintah tentang imunisasi lengkap dari usia tertentu.

"Tahun 2014 bulan enam saya mendapatkan laporan di suatu tempat di Jakata pusat vaksin BCG palsu. Itu kejadiannya di salah satu klinik mendapatkan obat progam BCG bantuan pemerintah Jakarta," kata dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement