REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menjelang musim kemarau, Pemkab Sleman melalui Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) setempat melakukan program rehab irigasi di area pesawahan. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DPPK Sleman, Edy Sri Harmanta mengemukakan, program yang diselenggarakan secara swakelola ini akan mencakup luasan sawah sekitar dua ribu hektar.
"Lokasinya tersebar di seluruh kecamatan di Sleman. Ini kan memang program dari pemerintah pusat juga," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (19/6).
Menurut Edy, Dirjen Sarana Prasarana Pertanian membantu pelaksanaan program ini dengan memberikan dana rehab irigasi sebesar Rp 1,6 juta per hektar sawah. Dalam penyelenggaraannya kegiatan peningkatan kualitas irigasi ini melibatkan sebanyak 80 kelompok tani di Sleman. Rata-rata satu kelompok tani memiliki lahan 25 herktar. Dengan kata lain mereka juga bertanggungjawab untuk merehab jaringan irigasi tersier sepanjang 200 meter.
"Di Sleman ini banyak irigasi yang belum permanen. Diharapkan melalui program ini, irigasi yang ada bisa dirubah jadi irigasi permanen," kata Edy.
Dengan begitu, diharapkan para petani bisa mendapatkan akses pengairan yang lebih baik bagi lahan pesawahannya.
Pasalnya, karena kondisi irigasi yang belum permanen atau belum ditembok, aliran air sering meresap ke tanah. Sehingga volume air berkurang, bukan hanya karena faktor kemarau saja. Akibatnya air tidak bisa mengalir secara merata ke semua petak sawah yang ada.
Hal ini sering kali menimbulkan konflik di tengah masyarakat. Di mana para petani bisa bertengkar hanya karena masalah perebutan akses air bagi lahan pesawahan. Padahal kontruksi saluran irigasinya sendiri memang sudah bermasalah.
Selain menyelenggarakan program rehab irigasi, DPPK juga memberikan bantuan berupa pompa air bagi petani.