Ahad 19 Jun 2016 07:11 WIB

Transmigrasi Picu Perkembangan Ekonomi Baru

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar (tengah),  memperhatikan miniatur kincir angin pembangkit listrik saat menghadiri Pameran Potensi Desa di Desa Padende, Marawola, Kabupaten Sigi, Sabtu (21/5). (Antara/Basri Marzuki
Foto: Antara/Basri Marzuki
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar (tengah), memperhatikan miniatur kincir angin pembangkit listrik saat menghadiri Pameran Potensi Desa di Desa Padende, Marawola, Kabupaten Sigi, Sabtu (21/5). (Antara/Basri Marzuki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan transmigrasi menjadi salah satu program unggulan untuk mewujudkan Nawa Cita pemerintah. Selain dapat melakukan pengembangan kawasan, transmigrasi juga dalam rangka pemerataan kesejahteraan masyarakat.

"Transmigrasi selain untuk membantu mengentaskan kemiskinan juga akan berpengaruh besar pada pemerataan pembangunan. Hingga saat ini program transmigrasi terbukti berhasil mengentaskan kemiskinan, seperti kawasan transmigrasi di wilayah Sumatera dan Kalimantan," katanya, Sabtu (19/6).

Dengan membuka lahan perkebunan seluas 391.559 hektar, program transmigrasi telah memicu pertumbuhan dan berkembangnya pusat produksi baru berbasis pertanian yakni perkebunan kelapa sawit dan karet. Potensi pusat ekonomi baru tersebut juga berimplikasi pada terciptanya lapangan kerja baru.

Tercatat, terang Marwan, sebanyak 4.900.200 tenaga kerja permanen yang berhasil diserap di kawasan transmigrasi. Khususnya di Kalimantan Timur kawasan transmigrasi telah berhasil menjadi sentra ekonomi masayarakat setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Padang Jaya Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser yang telah memiliki aset senilai Rp 1,3 miliar.

"Desa Padang Jaya itu merupakan kawasan eks Unit Pemukiman Pemukiman Transmigrasi (UPT). Sekarang sudah punya BUMDes yang bergerak di beberapa bidang yang mencakup kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat, salah satunya penyediaan air bersih dengan penghasilan kotor berkisar Rp 12 sampai Rp 13 juta. Ini tentu hasil yang fantastis," ujarnya.

Marwan menjelaskan, masih ada 619 kawasan transmigrasi lainnya yang saat ini berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan terbentuknya 10.368 wirausaha transmigrasi mandiri. Kawasan tersebut memiliki potensi pengembangan buah organik seperti pepaya, bengkuang dan buah naga.

"Buah organik itu kekayaan alam di sejumlah kawasan transmigrasi yang tengah kita kembangkan. Jika ini berjalan efektif, tentu akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement