Sabtu 18 Jun 2016 12:32 WIB

Ilmuwan Indonesia Didaftarkan Jadi Nominasi Penghargaan Nobel 2016

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Esthi Maharani
Hadiah Nobel
Hadiah Nobel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kabar gembira datang dari dunia riset Tanah Air. Ilmuwan asal Indonesia, Dr Taruna Ikrar, menjadi salah satu periset yang karyanya diajukan oleh University of California untuk mengisi peluang nominasi Penghargaan Nobel tahun 2016 dalam bidang kedokteran.

“Iya, baru diajukan oleh University of California, dalam Bidang Optogenetic, Physiology of Medicine,” kata Taruna Ikrar saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (18/6).

Pengajar pada University of California, Irvine, AS, itu termasuk dalam tim yang berhasil mengembangkan optogenetic laser stimulation. Selain Taruna, ada dua orang lagi yang terlibat dalam penelitian tersebut yakni ilmuwan dari Stanford University, Dr Ivan Soltesz, warga negara Hongaria dan AS. Kemudian, Dr Amar Sahay, warga negara AS selaku ilmuwan dari Harvard University.

Taruna menjelaskan, optogenetic adalah suatu metode untuk membuat aktif atau non-aktif sel saraf (neuron) di otak dengan menggunakan spektrum cahaya tertentu.

“Kelak, teknik ini dapat digunakan dalam berbagai pengobatan penyakit-penyakit otak, seperti Parkinson, Epilepsy, Schizophrenia, dan lain-lain. Nanti setelah ditetapkan, baru saya jelaskan panjang lebar. Sekarang, masih proses pengajuan nominator,” lanjut dia.

Dr Taruna Ikrar MPharm MD PhD menekuni bidang farmasi, jantung, dan saraf. Sejauh ini, ia sudah menghasilkan 54 penemuan penting. Dua di antaranya sudah dipatenkan dan dipakai oleh pelbagai institusi pendidikan dan kedokteran dunia.

Pada 2009, Taruna Ikrar mematenkan metode pemetaan otak manusia yang berhasil menggambarkan dinamika yang terjadi pada organ tersebut secara rinci.

Berdasarkan laman resmi Nobel Prize, pengajuan nominasi penghargaan bergengsi itu hanya bisa dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, atas undangan Panitia Nobel Prize. Ada 273 ilmuwan yang telah dinominasikan untuk Penghargaan Nobel 2016 dalam bidang kedokteran.

Selama bulan Juni hingga Agustus, Panitia Nobel Prize melakukan evaluasi untuk menyeleksi nama-nama yang telah diajukan. Pada Oktober nanti, akan diketahui siapa saja yang dinominasikan dalam ajang prestisius tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement