Sabtu 18 Jun 2016 04:26 WIB

Memberantas Korupsi Butuh Proses Panjang

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuda Muhammadiyah menggelar konvensi anti korupsi. Sejumlah tokoh nasional hadir dalam acara pembukaan seperti ketua KPK Agus Rahardjo dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli.

Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, memberantas korupsi membutuhkan proses panjang. Haedar menyebut konvensi antikorupsi merupakan gelora yang datang dari anak muda. "Dengan jamaah kan tidak gampang. Apalagi jamaah dilekatkan dengan korupsi," ujar Haedar, dalam sambutannya, di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta, Jumat (17/6) malam.

Dia menilai, perilaku korupsi memang sudah terjadi sejak lama. Hal itu juga meluas diberbagai tempat dan berlangsung masif. Korupsi, menurut dia, di antaranya disebabkan kurangnya kebutuhan ekonomi. Dia sependapat dengan Rizal Ramli terkait hal tersebut.

Namun yang berbahaya, dia mengatakan pelaku korupsi yang diakibatkan kerakusan. Untuk itu, Pemuda Muhammadiyah memiliki tugas menyembuhkan orang dengan tingkat kerakusan yang tinggi. "Budaya kita dulu yang tulus, sederhana sudah dirangsang oleh politik uang," tuturnya.

Haedar berharap kepada Pemuda Muhammadiyah agar tidak terpengaruh kepada perilaku koruptif. Mereka diminta tidak ikut pada seorang koruptor.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid menilai jamaah antikorupsi yang diinisiasi Pemuda Muhammadiyah perlu didukung. Sehingga jamaah yang ikut semakin banyak.

Meskipun politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyadari menyuarakan kebaikan membutuhkan kerja keras. MPR, kata dia, sejak awal ingin KPK semakin kuat. "Makanya kami menolak revisi UU KPK kami menginginkan KPK kuat," ujarnya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement