Jumat 17 Jun 2016 22:09 WIB

Tujuh Peneliti Teliti Penyebab Paus Terdampar di Probolinggo

  Warga mengamati seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) yang mati karena terdampar di Pantai Pesisir, Desa Pesisir, Probolinggo, Jawa TImur, Kamis (16/6).  (Antara/Zabur Karuru)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Warga mengamati seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) yang mati karena terdampar di Pantai Pesisir, Desa Pesisir, Probolinggo, Jawa TImur, Kamis (16/6). (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tujuh peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meneliti penyebab paus jenis pilot terdampar di perairan pantai Probolinggo, Jawa Timur.

"Kami mengambil sampel tiga paus pilot yang sudah mati," kata ketua tim peneliti M Yunus di Surabaya, Jumat (17/6).

Bersama para peneliti lainnya yang terdiri dari Muhammad Achsinul Fikri Ma'ruf, Dohan Mahendra, Ruth Tyas Adventine, Akbar Haryo, dan Happy Ferdiansyah, ia mengatakan ada berbagai penyebab terdamparnya paus pilot. "Satu minggu yang lalu, kami sudah menduga ketika mengadakan pelatihan dan pendidikan terhadap beberapa ahli untuk penanganan mamalia laut yang terdampar, seperti dugong, paus, dan lumba-lumba di Situbondo," ujarnya.

Laporan dari beberapa nelayan menyebutkan bahwa sudah ada migrasi koloni mamalia laut yang berputar-putar di perairan Probolinggo-Situbondo.

"Bisa jadi paus terdampar karena adanya rob atau gelombang pasang yang tidak beraturan, maka alur migrasi koloni paus pilot berputar-putar, sehingga membingungkan. Migrasi mamalia ini beraturan, mereka bergerak atas orientasi sensor antara otak dan saluran pernapasan," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, mamalia laut pun seperti masyarakat yang memiliki pemimpin, penjaga koloninya, pencari makan hingga anggota.

Ketika salah satu anggota koloni ada yang sakit, para anggota lainnya tidak mau berpisah, mereka akan menjaga yang sakit sehingga mereka ikut terdampar secara massal. "Lalu bisa jadi paus pilot ini menghindari predator, seperti hiu paus yang memakan ikan lebih kecil. Namun ada juga prediksi lain, seperti mencari tempat yang nyaman, kemungkinan mungkin wilayah pesisir pantura ini nyaman," ujarnya.

Menurut dia, dalam rangka mencari makanan, koloni paus pilot bisa jadi mengikuti alur ikan-ikan kecil kemudian terdampar secara menyebar. "Dari 32 paus pilot yang terdampar, kami bekerja sama dengan dinas terkait, warga, dan institusi yang ikut berpartisipasi telah mengembalikan sekitar 20 paus ke laut lepas," ujarnya.

Ia mengungkapkan sembilan paus yang mati dikubur di sekitar pantai dengan kedalaman antara 6-7 meter, sedangkan sisanya masih dalam upaya penyelamatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement