Kamis 16 Jun 2016 02:50 WIB

Pendistribusian Beras Raskin di Jatim Capai 97,9 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Bayu Hermawan
Pekerja memeriksa beras miskin (raskin) (ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Pekerja memeriksa beras miskin (raskin) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pendistribusian beras untuk keluarga miskin (Raskin) oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jawa Timur periode 1 Januari - 14 Juni 2016 mencapai 97,9 persen. Jumlah tersebut merupakan pagu Januari-Juni yang jumlahnya mencapai 251.743 ton.

Kadivre Bulog Jatim, Witono mengatakan pihaknya akan terus mengoptimalkan pendistribusian raskin untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga kebutuhan pokok pada Ramadhan dan Lebaran.

"Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan pasokan beras," ujarnya di kantor Bulog Divre Jatim, Rabu (16/6).

Ia menjelaskan, sampai dengan 14 Juni 2016, Bulog Divre Jatim tidak hanya mendistribusikan raskin untuk bulan Juni, namun juga alokasi bulan Juli di beberapa kabupaten/kota.

Kabupaten/kota yang sudah mulai menyalurkan alokasi bulan Juli dan capaiannya 116,67 persen antara lain, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Ponorogo.

Sedangkan daerah-daerah yang pendistribusiannya sudah mencapai 100 persen antara lain, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Bondowoso.

Rumah tangga sasaran penerima raskin (RTS-PM) di Jawa Timur mencapai 2.857.469 RTS-PM. Penyalurannya sebesar 42.862 ton setiap bulan yang tersebar di 8.506 titik distribusi. RTS-P menerima 15 kilogram per bulan dengan harga tebus Rp 1.600 per kilogram.

Di sisi lain, Bulog juga melakukan operasi pasar untuk menahan laju kenaikan harga bahan pokok. Operasi pasar tersebut dilakukan melalui operasi pasar bantuan ongkos angkut, operasi pasar CBP, operasi pasar mandiri, dan pasar murah. Operasi pasar tersebut dilakukan secara konsisten di titik-titik pasar, kantor divre, dan di rusun-rusun.

Witono mengklaim, operasi pasar tersebut sudah mulai menunjukkan hasil. Harga bahan pokok trennya sudah mulai turun. Penurunan paling besar dialami komoditas bawangerah sebesar 22,46 persen dari harga Rp 34.406 per kilogram menjadi Rp 26.679 per kilogram.

Komoditas lainnya mengalami penurunan harga pada kisaran 1-2 persen. Antara lain, bawang putih 7,51 persen, terigu 0,32 persen, gula pasir 0,74 persen, dan minyak goreng curah 1,03 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement