REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat sepakat melakukan kerja sama terkait penanganan masalah banjir di kedua wilayah. Kedua kota-kabupaten di Provinsi Jawa Barat ini menyepakati pembangunan kolam retensi seluas 4,1 hektare untuk mengurangi dampak banjir.
Pertemuan antara Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi dengan Bupati Bogor Nurhayanti pada Selasa (14/6) tersebut secara umum membahas beberapa permasalahan yang terjadi di perbatasan kedua wilayah. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi, Jumhana Lutfi, yang turut serta dalam pertemuan itu menuturkan, ada dua poin kerja sama antara Pemkot Bekasi dengan Pemkab Bogor.
"Antara Pemkab Bogor dan Kota Bekasi sepakat akan melakukan kerjasama penanganan banjir dengan cara pembuatan kolam retensi," kata Jumhana Lutfi kepada Republika.co.id, Rabu (15/6). Lutfi menjabarkan, kolam retensi tersebut rencananya akan berlokasi di daerah Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Menurut Lutfi, pembangunan kolam retensi dinilai penting dengan pertimbangan bencana banjir sering melanda kedua wilayah. Banjir di wilayah perbatasan Bekasi-Bogor ini membawa serentetan masalah sosial lainnya. Salah satunya, deklarasi ribuan warga Perum Villa Nusa Indah untuk bergabung dengan Kota Bekasi pada Mei 2016 lalu. Warga Perum Villa Nusa Indah merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten Bogor, terbukti dengan lambatnya penanganan pascabencana banjir.
Lutfi melanjutkan, keberadaan kolam retensi diharapkan dapat menahan laju air yang datang dari arah hulu Kali Cileungsi dan Kali Cikeas yang berada di Kabupaten Bogor. Dengan demikian, dampak banjir di wilayah Perum Villa Nusa Indah, Kabupaten Bogor dan Perum Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi dapat dikurangi.
Kepala Bappeda Kota Bekasi ini menyatakan, pengerjaan kolam retensi akan dilakukan oleh kedua belah pihak antara Pemkab Bogor dan Pemkot Bekasi, serta melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane. Target pengerjaan akan dimulai secepatnya atau tahun ini. "Anggaran akan kita dorong baik dari tingkat provinsi maupun nasional, atau dari APBD masing-masing daerah. Perkiraan sekitar (prediksi kasarnya) 50-60 miliar kebutuhannya," kata Lutfi.
Selain itu, Lutfi menambahkan, pemerintah Kota Bekasi-Kabupaten Bogor akan mendorong BBWS Ciliwung Cisadane terkait prioritas pembuatan turab atau tanggul penahan air di tepi kali. Ia mengakui, proyek ini merupakan proyek jangka panjang. Pembangunan turab dilakukan supaya tanah di pinggiran kali tidak terus-menerus longsor tergerus air. Pasalnya, longsornya tanah berakibat pada pendangkalan (sedimentasi) sungai. Proyek pembangunan turab ini diharapkan dapat dilakukan di sepanjang tepi kali Cileungsi sampai Kali Bekasi.