REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pengiriman kuliner khas Palembang, pempek, melalui kantor pos dengan tujuan ke luar Palembang pada Ramadhan tahun ini mengalami peningkatan dibanding hari-hari biasa.
“Sampai hari ke-10 Ramadhan pengiriman kuliner pempek ke seluruh Indonesia dari kantor pos Palembang sudah mencapai 11,5 ton. Ada kenaikan lebih dari 50 persen dari pengiriman normal setiap bulannya,” kata Rodi Herawan Kepala Kantor Pos Besar Palembang, Rabu (15/6).
Rodi Herawan mengaku tidak menyangka akan terjadi lonjakan pengiriman, apakah itu kiriman ke luar (out going) maupun pengiriman yang masuk (incoming) ke kantor pos. Pasalnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, perkiraan lonjakan pengiriman baru akan terjadi pada 10 hari menjelang lebaran.
Menurut Rodi Herawan, pengiriman kuliner khas Palembang tersebut jika pada hari-hari biasa antara lima sampai delapan ton setiap bulannya. Akibat peningkatan transaksi pengiriman tersebut, Kantor Pos Besar Palembang mengantisipasi lonjakan dengan menambah armada pengiriman dan penambahan jam kerja tenaga pengantar kiriman. “Ini kita lakukan agar semua pengiriman bisa sampai tepat waktu,” ujarnya.
Dari 11,5 ton pempek tersebut, menurut Kepala Kantor Pos Besar Rodi Herawan, kota atau tempat tujuan pengiriman didominasi ke pulau Jawa, khususnya Jabodetabek. Kemudian kota lain seperti Bandung, Semarang, Jogjakarta, dan Surabaya.
“Sebaran pengirimannya 65 persen ada di pulau Jawa, 20 persen ada di Sumatra yakni Batam, Kepulauan Riau dan Medan. Sisanya pengiriman ke Kalimantan, Sulawesi dan Ternate,” katanya.
Untuk pengiriman kuliner pempek tersebut, PT Pos Indonesia menjalin kerja sama dengan 24 toko pempek di Kota Palembang. “Untuk pengiriman kantor pos masih menerima sampai H-4 Idul Fitri, setelah itu pengiriman kita tutup karena khawatir pengiriman tidak sampai tepat waktunya,” ujar Rodi Herawan.
Saat ini, bisnis pempek online PT Pos Indonesia terus tumbuh hingga tiga kali lipat sejak mulai diluncurkan pada 2012, yakni dari 1-2 ton per bulan menjadi 6-7 ton per bulan pada 2015. Peningkatan tersebut didongkrak aktivitas berbelanja daring (online) di masyarakat sehingga bisnis pengiriman kuliner ini telah tumbuh 33 persen jika dibandingkan tahun lalu.