Rabu 15 Jun 2016 17:51 WIB

Pencalonan Tito Sebagai Kapolri Timbulkan Banyak Pertanyaan

Rep: Lintar Satria/ Red: Karta Raharja Ucu
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Nasir Djamil mengatakan penunjukan Kepala BNPT Komjen Pol Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri akan menimbulkan banyak pertanyaan. Karena, tambahnya, banyak angkatan yang akan dilompati Tito.

Nasir mempertanyakan apakah angkatan 84, 85, 86 tidak memiliki prestasi sebagus Tito. "Masing-masing punya gerbong, jadi saya juga tidak tahu apakah Presiden sudah menjamin tidak ada guncangan penolakan di Mabes Polri," katanya, Rabu (15/6).

Nasir mengatakan tentu setiap angkatan berharap ada satu anggotanya yang dapat menjadi Kapolri. Sehingga mereka akan berlomba meningkat profesionalistas dalam bekerja.

Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Johan Budi mengatakan Presiden menyampaikan surat permohonan persetujuan calon Kapolri kepada DPR. Nama yang diajukan Presiden adalah Komjen Pol Tito Karnavian.

(Baca Juga: Jokowi Ajukan Tito Karnavian Sebagai Calon Tunggal Kapolri)

Proses pergantian Kapolri yang dilakukan Presiden adalah merujuk pada UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian RI. Penunjukan Calon Kapolri sepenuhnya menjadi wewenang dan hak prerogratif Presiden. Namun demikian dalam memilih nama Tito Karnavian, terlebih dahulu Presiden mendengar masukan dari berbagai pihak baik Kompolnas, Polri maupun Publik.

Nama Tito Karnavian adalah salah satu dari beberapa nama yang diajukan oleh Kompolnas kepada Presiden.

(Baca Juga: PDIP: Pencalonan Tito Sebagai Kapolri Berpotensi Picu Turbulensi)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement