Rabu 15 Jun 2016 16:12 WIB

Sejak 2013, Sudah Lima Pasien TBC MDR Sembuh

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi Tuberkulosis.
Foto: Reuters
Ilustrasi Tuberkulosis.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penyakit TBC atau Tuberculosis menjadi salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, termasuk Kota Bogor.

Bahkan sejak 2013, kasus TBC MDR (Multi Drug Resisten) yang sudah kebal obat TBC seperti INH dan rifampisin hanya beberapa yang sembuh.

"Sejak kasus TBC MDR ditemukan pada 2013 di Kota Bogor sudah ada lima pasien yang sembuh," kata Kepala Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Bogor Siti Robiah, Rabu (15/6).

Dia menambahkan, dari total pasien TBC MDR sebanyak 57 orang dari 2013 sampai 2015, ada enam pasien meninggal karena penyakit tersebut.

Belum lagi, kondisi yang paling dikhawatirkan bagi mereka yang menderita TBC namun putus perawatan obat sebanyak delapan orang.

"Yang putus obat ini yang berisiko menularkan TBC ke keluarga dan masyarakat lainnya. Bahkan bisa menderita TB MDR yang pengobatannya lebih lama. Tapi sisanya masih dalam proses pengobatan," tutur Siti.

Padahal, lanjut Siti, di Kota Bogor sudah ada lima rumah sakit yang memiliki poli Directly Observed Treatment Sortcourse (DOTS). Beberapa diantaranya seperti RS Hermina, RS Marjuki Mahdi, RS Salak, RS Medica Dramaga, BP Melania.

"Selain rumah sakit ada Lapas Paledang dan juga 24 puskesmas di Kota Bogor yang mempunyai poli DOTS," ungkap Siti.

Siti mengimbau bagi masyarakat Kota Bogor yang menderita TBC bisa memeriksakan keadaannya ke poli tersebut.

"Puskesmas, balai pengobatan, dan rumah sakit yang memiliki poli DOTS akan mendapat Obat Program TB berstandar WHO," tutur Siti.

Sayangnya, kata Siti, pola pikir masyarakat masih salah mengenai obat gratis yang khasiatnya tidak sebagus obat dari dokter spesialis. Menurutnya standar obat tersebut juga mempunyai manfaat bagus.

Fasilitas obat tersebut bahkan bisa didapatkan masyarakat dengan mudah asalkan memeriksakan diri ke poli. "Nantinya ketika berobat pasien TBC hanya membayar biaya untuk dokternya saja tidak bagi obatnya, karena gratis," ungkap Siti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement