REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, mengimbau pedagang iftar (makanan buka puasa) di daerah itu menjual makanan dan minuman dan minuman yang higienis atau memenuhi standar layak kesehatan.
"Sudah menjadi pemandangan umum, setiap menjelang buka puasa, banyak pedagang yang menjajakan makanan maupun minuman untuk berbuka di pinggir jalan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kendari, Maryam Rufiah di Kendari, Rabu (15/6).
Maryam juga mengimbau para penjual atau pedagang musiman itu untuk tidak menggunakan atau mencampurkan bahan yang mengandung boraks maupun formalin. Sebab dua zat berbahaya itu bisa mengganggu kesehatan yang mengonsumsi.
"Kita minta para pedagang takjil jangan sekadar memburu keuntungan dengan memanfaatkan momentum yang ada, namun juga penting untuk melihat kualitas kelayakan menu yang disajikan. Sehingga tetap layak dan sehat untuk dikonsumsi warga, khususnya bagi umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa," katanya.
Menurut Maryam, pada kondisi seperti ini, dengan permintaan para konsumen akan jajanan berbuka puasa tersebut, bisa jadi para pedagang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dijualnya.
"Adapun makanan atau minuman musiman tersebut, seperti es buah, es kelapa muda, kolak, es cendol, kacang hijau, berbagai jenis kue," katanya.
Bahkan, kata Maryam, karena ada juga yang menyiapkan lauk seperti ayam goreng, ayam bakar dan rendang. hal itu memanfaatkan warga atau keluarga tertentu yang tidak mau repot siapkan menu sendiri di rumah masing-masing.
Maryam mengaku akan melakukan pemantauan kepada sejumlah titik konsentrasi pedagang musiman atau pedagang takjil untuk mengambil beberapa sampel makanan atau minum yang dijual untuk diperiksa. "Beberapa titik pusat pedagang musiman ini yakni di Jalan Saosao, pertigaan Mandonga-Puuwatu, depan Bank Indonesia dan Bundaran Lepolepo," katanya.