REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengajak netizen terlibat dalam agenda mitigasi perubahan iklim. Sebab, beragam langkah inovatif yang digulirkan pemerintah tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya partisipasi publik.
"Peran netizen sangat besar dalam membangun kesadaran publik mengantisipasi perubahan iklim," kata Menteri Siti di hadapan sekitar 400 netizen dan jurnalis dalam pengantar membuka Diskusi Membangun Partisipasi Publik Mengelola Perubahan Iklim yang diselenggarakan di Auditorium Soejarwo Gedung Manggala Wanabakti, Selasa (14/6).
Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang emisi terbesar di dunia. Meski begitu Indonesia memiliki niat kuat untuk ikut mengatasi perubahan iklim yang terjadi. Beberapa kebijakan telah dibuat untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca di antaranya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pencegahan deforestasi, pengurangan penggunaan energi fosil dan pengelolaan sampah.
Namun publik Indonesia harus berpartisipasi menurunkan emisi gas rumah kaca penyebab perubahan iklim. "Upaya pengendalian perubahan iklim perlu dikerjakan bersama-sama dengan masyarakat karena ini berkaitan dengan kegiatan sehari-hari," tuturnya.
Ia menyebut soal pilihan masyarakat akan moda transportasi, kegiatan di rumah misalnya hemat listrik, hemat air dan memilah sampah. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat akrab dengan masyarakat dan erkait langsung dengan agenda perubahan iklim.
KLHK berkomitmen membangun komunikasi publik yang efektif dan terbuka, agar masyarakat semua khususnya netizen dan jurnalis dapat aktif dalam upaya menanggulangi perubahan iklim. Bentuk nyata komitmen di antaranya sedang mempersiapkan clearing house sebagai jawaban dari permintaan netizen.
Clearing house dapat diakses publik khususnya netizen untuk membuat kampanye penanggulangan perubahan iklim yang efektif di media sosial. Selain itu Menteri Siti juga menyebutkan usulan netizen lainnya yakni menegaskan peran masyarakat sebagai pahlawan pencegah perubahan iklim, bukan korban yang membutuhkan bantuan dalam mengatasi perubahan iklim.