REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pembebasan lahan untuk penyelesaian proyek Kereta Cepat Bandara Soekarno-Hatta diakui Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Bambang Setiyo Prayitno, tidak sesuai target. Ditargetkan pembebasan lahan selesai pada akhir Februari, namun hingga Juni, pembebasan lahan baru mencapai 64,5 persen.
"Memang ada kendala dalam pembebasan lahan ini yang membuat bergeser dari target awal. Saya tidak bisa menargetkan lagi kapan bisa selesai," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (13/6).
Kendala lainnya, lahan yang hendak dibebaskan tidak lagi miliki satu orang, tetapi sudah diwariskan kepada ahli warisnya. Karena itu, Bambang mengaku akan membayar lahan yang hendak dibebaskan dengan menghadirkan seluruh ahli warisnya. Jika satu orang saja absen, kata dia, maka pembayaran tidak dapat dilakukan.
Karena itu, Bambang tidak dapat menargetkan kapan lahan tersebut bisa dibebaskan. Kendala lain juga dialami saat pembebasan lahan industri yang terhimpit dua proyek sekaligus, yaitu proyek KA Bandara dan pengembangan tol JORR. Di mana setelah dilakukan kesepakatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) RI yang bertanggung jawab membayar untuk pembebasan lahan milik sembilan perusahaan itu.
Namun hingga kini juga belum dibayarkan. Kendati demikian proses tersebut dilakukan paralel dengan pekerjaan lainnya, seperti pembangunan stasiun di Bandara Soetta di jalan M1 yang saat ini sudah dalam proses pengerjaan.
Bambang menuturkan pembebasan lahan tersebut hanya untuk menyambung dari stasiun bandara menuju ke Stasiun Batuceper. Sementara untuk jalur dari stasiun Batuceper menuju stasiun Maggarai Jakarta menggunakan jalur eksisting. Sehingga hanya pembangunan baru hanya dilakukan sampai Batuceper saja.