REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sejumlah warga Gorontalo meminta pemerintah menggelar pasar murah khusus bawang merah dan bawang putih karena komoditas tersebut harganya paling melonjak dibanding lainnya.
"Kalau bisa pasar murahnya jangan hanya beras, mi instan dan sirup. Utamakan bawang merah dan bawang putih," kata seorang warga, Hadijah di Kelurahan Sipatana Kota Gorontalo, Ahad (12/6).
Ia berharap setiap pasar murah digelar, porsi untuk bawang lebih banyak karena harga di pasaran mencapai Rp 50 ribu hingga Rp 55 ribu per kilogram. Warga lainnya, Karmila Musa berharap ada intervensi terhadap harga bawang yang terus naik dalam sebulan terakhir.
"Awal Mei harga bawang masih Rp 25 ribu per kilogram. Kenaikannya besar sekali," katanya.
Karena harga sangat tinggi, Karmila yang juga berdagang makanan, terpaksa harus mengurangi takaran bawang merah baik dalam bumbu maupun penghias hidangan kulinernya. Selain bawang, kata dia, biasanya yang melonjak adalah harga cabai.
Namun pada bulan puasa kali ini, dia mengakui harga cabai masih terjangkau oleh kantong masyarakat menengah ke bawah.
Sebelumnya, Bulog Sub Divisi Regional (Subdivre) Gorontalo, menyiapkan persediaan bawang merah sebanyak 10 ton selama bulan Ramadhan 2016.
Kepala Bulog Subdivre Gorontalo, Sjamsuddin mengatakan persediaan bawang merah oleh Bulog mampu mencukupi kebutuhan bawang merah masyarakat Gorontalo selama bulan puasa.
"Kami menyediakan bawang merah dengan harga Rp 30 ribu per kilogram, jauh di bawah harga pasar tradisional dan modern yang berkisar pada harga Rp 40 ribu-Rp 50 ribu per kilogram dan jika belum mencukupi, kami akan menambah persediaan bawang merah lagi," katanya.
Menurut dia, hal tersebut dilakukan untuk berusaha menekan harga bawang merah di daerah Gorontalo dan terus mencukupi kebutuhan masyarakat.