REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Jalan utama menuju Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, kembali mengalami pergerakan. Akibatnya lebar jalan menyempit dan hanya dapat dilalui satu arah secara bergantian.
"Pergerakan tanah terlihat dari pergeseran badan jalan dari bentuk semula ketika selesai diperbaiki. Tebing bagian kanan mulai rata, bambu penyangga terlihat patah, bahkan pada bagian kiri terjadi longsoran yang membuat pohon bambu di sekitarnya tumbang," kata Endang (40) warga setempat pada wartawan, Ahad (12/6).
Endang mengatakan kontur jalan yang semula datar menurut dia mulai meninggi akibat turunnya tanah pada tebing kanan. Peristiwa pergerakan tanah itu, berawal ketika hujan deras yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir sehingga membuat tanah yang pada awal Mei telah diperbaiki, mengalami pergerakan.
Dia dan warga di wilayah tersebut berharap pemerintah segera memperbaiki kembali jalan tersebut. Karena dikhawatirkan jalan kembali terputus akibat tertutup material longsor. Jika itu terjadi warga di beberapa wilayah kembali terisolir termasuk jalan menuju Gunung Padang.
Sedangkan Deni Kurniawan (25) seorang pengunjung Situs Gunung Padang, berharap dinas terkait di pemerintahan, segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut dengan sebaik mungkin dan tidak asal-asalan. Karena jalan tersebut menuju situs yang menjadi kebanggaan warga Cianjur dan Indonesia pada umumnya.
"Kami sempat mengurungkan niat karena takut tidak dapat dilalui. Terlebih jalan sudah berbatasan dengan jurang di sampingnnya. Pemerintah daerah harus bisa memperbaiki jalan ini lebih bagus dan tidak asal-asalan, terlebih menjelang libur panjang hari raya, pasti nanti banyak yang datang ke Gunung Padang," katanya.
Sebelumnya Kepala Balai PU Binamarga Kecamatan Cibeber, Oscar Rinaldi, mengatakan, setelah perbaikan masa tanggap pada 1 Mei, perbaikan jalan secara utuh akan dilakukan. Mulai dari pembuatan tembok Penahan Tanah (TPT) hingga pengaspalan. Namun terkait pengaspalan pihaknya baru bisa melaksanakan setelah pembangunan TPT dan usai musim hujan.
"Kami buat dulu TPT-nya, baru pengaspalan setelah itu harus menunggu musim kemarau. Karena kalau dibangun saat musim hujan, ketahanannya kurang maksimal dan ditakutkan longsor susulan dan pergerakan tanah kembali terjadi," katanya.