REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama PLTU Lontar 1x315MW pada Jumat (10/6) di desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Tanggerang-Banten. Dibangun di atas tanah seluas 11 hektar persegi, PLTU Unit 4 diproyeksikan selesai pada 2019 mendatang. Pembangunannya dilaksanakan oleh pemenang tender, yakni Sumitomo Corporation, Black and Veatch International Company dan juga menggandeng kontraktor lokal PT Satyamitra Surya Perkasa.
Untuk pendanaan PLTU Unit 4, PLN mendapatkan dari JBIC, dimana pendanaan langsung diberikan kepada PLN tanpa jaminan Pemerintah. Pola pendanaan seperti ini baru pertama kali dilakukan oleh PLN dengan pihak Jepang, artinya PLN dipercaya oleh pihak kreditur.
“Syukur Alhamdullilah seluruh kesiapan pembangunan telah kami selesaikan. Nantinya pasokan dari Lontar Unit 4 akan memperkuat sistem Jakarta-Banten dan akan masuk sub sistem Balaraja,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basyir.
Jokowi Lakukan Ground Breaking PLTU Lontar Kapasitas 315 MW
Proyek PLTU Unit 4 ini merupakan lanjutan dari proyek existing PLTU Unit 1,2 dan 3 dengan kapasitas total sebesar 3 x 315 MW yang saat ini telah beroperasi dan sudah masuk sistem kelistrikan Jawa-Bali. Sementara itu, terkait dengan permasalah kesiapan tanah, pihak pengembang dan PLN telah berhasil menyelesaikan land clearing dan siap melakukan pembangunan.
Sofyan menambahkan, proyek PLTU Unit 4 ini merupakan satu rangkaian dari Program 35 ribu MW yang saat ini tengah digarap oleh PLN bersama pengembang swasta dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi sebagai salah satu perwujudan nawacita dari pemerintahan Joko Widodo–Jusuf Kalla.
"Dengan adanya PLTU Lontar extention 315 MW PLN menargetkan bisa menambah pelanggan baru hingga 206 ribu pelanggan dan dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 3000 orang . Hal ini tentu dapat memberikan dampak ekonomi yang cukup significant diarea lokasi proyek," kata Sofyan.