REPUBLIKA.CO.ID, TEBING TINGGI -- Jumlah korban keracunan massal yang terjadi di Tebing Tinggi, Sumatra Utara bertambah. Hingga hari ini, jumlah seluruh korban menjadi 88 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Tebing Tinggi M Syah Irwan mengatakan, pihaknya telah melakukan pendataan terhadap seluruh korban keracunan massal. Hasilnya, kata Irwan, korban yang sebelumnya didata berjumlah 25 orang dan menjadi 47 pada Kamis (9/6) kemarin, saat ini bertambah menjadi 88 orang. Para korban keracunan itu dirawat di tiga rumah sakit berbeda.
"Sebelumnya 40-an, tadi pagi informasinya sudah 88 kasus. Mereka dirawat di tiga rumah sakit, di RS Kumpulan Pane paling banyak, kemudian di RS Herna dan RS Bhayangkara," kata Irwan, Jumat (10/6).
Keracunan massal ini berawal saat korban yang sebagian besar anak-anak dan remaja tersebut baru selesai Shalat Tarawih di salah satu masjid di Jalan Hamka pada Selasa (7/6) malam lalu. Mereka merupakan warga kelurahan Durian, kecamatan Bajenis, Tebing Tinggi.
Saat itu, mereka membeli bakso yang dijual pedagang keliling berinisial D (27 tahun) yang juga tinggal di daerah tersebut. Berselang tiga hingga empat jam kemudian, anak-anak itupun mulai merasa mual, pusing, dan muntah-muntah.
Menurut Irwan, saat ini, pihaknya masih melakukan uji laboratorium terhadap sampel muntah dan saus yang dikonsumsi para korban. Hal ini untuk menentukan penyebab pasti keracunan tersebut.
"Namun, dari pengakuan pasien ini semuanya makan bakso," ujar Irwan.
Sayangnya, Irwan mengatakan, pihaknya tidak menemukan sampel bakso yang dikonsumsi korban. Namun, jika benar penyebab keracunan massal itu adalah bakso, maka Dinas Kesehatan dan keluarga korban telah berencana untuk membawa kasus tersebut ke jalur hukum.
Saat ini, kondisi para korban keracunan massal tersebut terus membaik. Sebagian dari mereka bahkan sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.