Jumat 10 Jun 2016 04:30 WIB

Piala Eropa di Tengah Fobia Islam

   Dua anak laki-laki berebut bola saat mereka berlatih sepak bola di  pantai Ipanema, Rio de Janeiro, Brasil, Rabu (7/5). (AP/Hassan Ammar)
Dua anak laki-laki berebut bola saat mereka berlatih sepak bola di pantai Ipanema, Rio de Janeiro, Brasil, Rabu (7/5). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Abdullah Sammy

Sebuah riset yang dirilis Top End Sport menempatkan sepak bola sebagai kegiatan yang paling digemari umat manusia. Sepak bola mampu menyedot atensi 3,5 miliar manusia di segala penjuru bumi

Kegemaran pada sepak bola berlaku universal. Sebab, masih menurut riset itu, persebaran penggemar sepak bola merata di Amerika, Eropa, Afrika, Asia, hingga Australia.

Berkat sepak bola dicintai 3,5 miliar manusia, maka kegiatan olah kulit bundar ini mampu mengubah sekat apa pun yang tercipta di muka bumi. Setimen berdasarkan kelas ekonomi, ras, dan agama bisa sirna karena sepak bola.

Karena dampak yang besar itu maka setiap perhelatan turnamen akbar sepak bola selalu memuat sebuah misi. Sebuah misi yang tak sekadar terbatasi sepetak lapangan hijau.

Ini seperti kejadian di Piala Eropa 2012. Kala itu isu yang dibawa ke sisi lapangan adalah soal ekonomi. Maklum, Piala Eropa saat itu dilaksanakan di tengah ancaman kebangkrutan ekonomi Benua Biru.

Empat tahun sudah berlalu dari Piala Eropa 2012 itu. Kini hajatan yang sama siap kembali mentas di Prancis.

Isu yang mencuat pada Piala Eropa sudah bergeser dari sisi ekonomi. Kini bahasan yang mengemuka adalah isu keamanan, utamanya terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement