Kamis 09 Jun 2016 16:35 WIB

BMKG: Banjir Rob Bukan karena La Nina

Ilustrasi
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk mewaspadai perubahan cuaca, khususnya di daerah dekat laut.

Menurut Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, fenomena La Nina tidak ikut memengaruhi kenaikan tinggi permukaan air laut ataupun gelombang tinggi. Seperti diketahui, banjir rob sejak 5 Juni lalu marak terjadi di pantai utara Jawa (Pantura).

“La Nina belum secara signifikan muncul. Indeksnya masih dalam kategori netral,” kata Andi Eka Sakya saat dihubungi, Kamis (9/6).

Dia menjelaskan, banjir air laut di beberapa lokasi di Pantura disebabkan pengaruh astronomis. Yakni, posisi bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus (spring tide) yang mengakibatkan gravitasi menaikkan tinggi muka laut.

Andi menuturkan, pasang naik maksimum itu merupakan siklus rutin bulanan yang normal terjadi. Namun, fenomena tersebut terjadi bersamaan dengan anomali positif tinggi muka air laut di wilayah Indonesia, sebesar 15-20 cm. Sehingga, sejumlah wilayah, seperti pesisir Jakarta, Pekalongan, dan Semarang, mengalami banjir rob lantaran tinggi permukaan tanahnya terlampaui tinggi muka air laut.  Hari ini, Kamis (9/6), pasang naik maksimum itu diperkirakan akan berakhir.

Sementara itu, gelombang pasang terjadi di pesisir barat Sumatera dan pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain disebabkan adanya pengaruh spring tide, tinggi gelombang juga diperkuat dengan penjalaran alun (swell).

Itu berasal dari pusat tekanan tinggi subtropis di barat daya Australia. Potensi gelombang tinggi ini masih akan berlangsung hingga 12 Juni mendatang.

Daerah-daerah yang terdampak, antara lain:

- Perairan utara dan barat Aceh;

- Perairan barat Nias – Mentawai;

- Perairan Bengkulu – Kep. Enggano;

- Perairan barat Lampung;

- Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur; dan

- Perairan selatan Bali, NTB dan NTT.

Dengan kondisi gelombang laut yang masih cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia, kata Andi, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga. Khususnya bagi masyarakat pesisir pantai barat Sumatera dan  selatan Jawa hingga NTT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement