REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar, menyayangkan proyek pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung mangkrak. Karena, hingga saat ini pembangunan tol sepanjang 26,3 kilometer tersebut masih terkendala berbagai permasalahan.
"Terus terang saya mewakili Pemprov Jabar sedikit kecewa. Karena perkembangannya (pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung) tidak secepat yang diharapkan," ujar Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa, di Gedung Sate, Rabu (8/6).
Menurut Iwa, berdasarkan laporan yang diterima, PT Cimanggis Cibitung Tollways sebagai pelaksana proyek kesulitan melakukan proses pembangunan. Karena ada penolakan dari sekelompok warga terhadap jalannya proyek tersebut.
Alasannya, kata dia, pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung dianggap membahayakan karena kontruksinya melintasi saluran pipa gas. Dengan alasan itu warga menolak adanya pembangunan jalan tol yang sudah dimulai sejak 2015 lalu itu.
"Ada hambatan pemilik Raffles Hills dengan berbagai dalih yang bersangkutan tidak mendukung pembangunan jakan tol. Alasannya soal pipa gas," kata Iwa.
Demi kelancaran pembangunan, kata dia, pihaknya meminta Badan Pertahanan Nasional (BPN) dapat membantu menyelesaikan permasalahan ini sesuai ketentuan yang berlaku. Warga Perumahan Raffles Hills pun diminta koperatif demi kelancaran pembangunan. "Karena jalan tol ini untuk kepentingan umum," katanya.
Sementara menurut Direktur PT Cimanggis Cibitung Tollways Ade Erlangga, terhambatnya pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung terkendala proses pembebasan lahan. Sejak 2015 lalu hingga sekarang ini, kata dia, pembebasan lahan tidak menunjukan progres yang signifikan.
Dari kebutuhan lahan seluas 30 hektare hingga sekarang lahan yang berhasil dibebaskan baru 2 hektar. Padahal, kata dia, pembangunan Jalan Tol Cimanggis Cibitung seksi pertama sepanjang 3,5 kilo meter ditargetkan selesai Oktober tahun ini.
"(Tapi) sampai hari ini, karena masalah (pembebasan) tanah progresnya baru 24 persen dari target 70 persen," katanya.