Rabu 08 Jun 2016 14:59 WIB

100 Preman Kepung Terminal BBM Teluk Kabung

Terminal BBM Pertamina Teluk Kabung, Sumbar / Ilustrasi
Foto: Antara
Terminal BBM Pertamina Teluk Kabung, Sumbar / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pekerja Pertamina melakukan aksi mogok kerja. Mereka enggan mendistribuskan BBM di Sumatra Barat karena teror dan penganiayaan dari preman.

Ketua Umum Serikat Pekerja Pertamina Unit Pemasaran 1 Sutrisno mengatakan aksi mogok tersebut sebagai bentuk protes sekaligus ketakutan atas kerusuhan dan penganiayaan yang terjadi di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Teluk Kabung.

Dalam peristiwa yang terjadi pada Selasa (7/6) sekitar pukul 13.30 WIB itu, sekelompok preman menganiaya Operation Head TBBM Teluk Kabung Mukhlis Dalimunthe dan sejumlah pekerja lainnya. Bahkan, sejak Selasa malam hingga Rabu pagi, sekitar 100 preman masih berada depan TBBM Teluk Kabung sehingga menimbulkan ketakutan bagi pekerja Pertamina.

"Sejak tadi malam, ada sekitar 100 preman dalam keadaan mabuk mengepung depot (TBBM) kami," katanya didampingi Sekretaris Umum Serikat Pekerja Pertamina Unit Pemasaran 1 Adi Rachman, Rabu (8/6).

Menurut Sutrisno, peristiwa teror dan aksi anarkis terhadap pekerja TBBM Teluk Kabung tersebut bukan yang pertama kali. Pada tahun 2012, peristiwa serupa pernah terjadi. Kantor TBBM yang berlokasi di Kecamatan Bungus, Kota Padang dirusak.

Ia mengaku merasa khawatir dengan aksi anarkis yang dilakukan sekelompok preman tersebut, apalagi peristiwa itu terjadi di area objek vital nasional.

"Pendistribusian BBM akan beroperasi lagi jika sudah ada jaminan keamanan dan pelaku kerusuhan itu ditangkap," katanya.

Selain pendistribusian ke SPBU, pekerja Pertamina Teluk Kabung juga untuk sementara menghentikan pendistribusian avtur ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Minangkabau.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement