Rabu 08 Jun 2016 14:43 WIB

Siaga Banjir Berakhir, Sukabumi Hadapi Potensi Kekeringan

Rep: Riga Iman/ Red: Bayu Hermawan
Petani di sawah yang alami kekeringan.
Foto: Antara
Petani di sawah yang alami kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Masa status siaga darurat banjir dan longsor di Kota Sukabumi akhirnya berakhir pada 4 Juni lalu. Kini, Sukabumi mulai bersiap menghadapi potensi dampak kekeringan karena mulai memasuki kemarau.

"Status siaga banjir dan longsor berakhir dan tidak diperpanjang lagi," ujar Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Asep Suhendrawan kepada wartawan Rabu (8/6).

Hal ini didasarkan pada pertimbangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan intensitas hujan pada Juni mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, Sehingga kata Asep, saat ini Sukabumi bersiap menghadapi musim kemarau.

Di mana, musim kemarau menyebabkan kekeringan yang berdampak pada masalah kesulitan air bersih. Menurut Asep, pemkot belum menetapkan status siaga kekeringan. Sebab, untuk menetapkan status tersebut memerlukan kajian dan rapat koordinasi di tingkat provinsi.

Selain itu dengan melandaskan pada pertimbangan cuaca terbaru yang dikeluarkan BMKG.Meskipun demikian kata Asep, BPBD mulai menjalin koordinasi dengan instansi terkait untuk memetakan kawasan yang rawan terdampak kekeringan.

Targetnya, pada musim kemarau nanti potensi untuk terjadinya kesulitan air bersih bisa ditangani dengan cepat.Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi Hanafie Zain menambahkan, upaya kewaspadaan menghadapi potensi kekeringan juga harus disiapkan sejak dini.

Upaya ini dengan mengandalkan standar minimal pelayanan kebencanaan yang diantaranya berbasis komunitas dan percepatan layanan dasar bagi korban bencana alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement