Selasa 07 Jun 2016 20:40 WIB

Bom di Istanbul, Seorang Mahasiswa Indonesia Terluka

Rep: Puti Almas/ Red: Ilham
Sebuah ledakan menargetkan bus polisi di pusat kota Istanbul, Selasa (7/6). Media Turki melaporkan sedikitnya dua tewas dan lima orang terluka karena ledakan bom tersebut.
Foto: Azeri-Press Agency (APA)
Sebuah ledakan menargetkan bus polisi di pusat kota Istanbul, Selasa (7/6). Media Turki melaporkan sedikitnya dua tewas dan lima orang terluka karena ledakan bom tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan teror terjadi di Istanbul, Turki pada Selasa (7/6). Kali ini, bom meledak di dekat stasiun metro Vezneciler, Kawasan Beyazit.

Sasaran nampaknya ditujukan pada pos dan mobil polisi yang berada di sekitar lokasi kejadian. Usai bom meledak, dilaporkan terdengar beberapa tembakan.

Sebanyak 11 orang meninggal dalam serangan bom tersebut. Diantara korban yang tewas adalah 4 warga sipil dan 7 polisi.

Selain itu, 36 lainnya mengalami luka-luka. Salah satunya diketahui merupakan mahasiswa asal Indonesia bernama Azwar Abadi Arsyad.

Mahasiswa yang menempuh studi di Universitas Istanbul jurusan Fisika ini diketahui mengalami luka ringan. Ia mengatakan, kejadian itu saat perkuliahan berlangsung dan dia terkena plafon ruangan kelas yang ambruk karena getaran bom.

"Saya pikir awalnya gempa karena kita semua lagi di kelas dan mengerjakan ujian dan tiba-tiba semua menangis," kata Azwar dalam keterangan yang disampaikan Persatuan Pelajar indonesia (PPI) Turki, Selasa (7/6).

Mahasiswa asal Makassar itu menjelaskan, akibat insiden ini, bangunan di kampusnya mengalami kerusakan, seperti kaca yang pecah. Ujian yang tengah berlangsung juga ditunda hingga keadaan memungkinkan.

"Kaca kampus pecah kena goncangan dan sepertinya ujian akan ditunda pada sore hari atau pekan depan," jelas Azwar.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement