REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan), Yanuardi, mengakui adanya rente (mafia harga) dalam distribusi beberapa bahan pangan. Keberadaan rente membuat harga bebarapa komoditas pangan yang dijual di pasaran menjadi jauh lebih tinggi dari harga awal.
"Memang ada dugaan para rente berperan dalam distribusi bahan pangan. Misalnya saja, harga cabai dari petani Rp 16.000, di pasar dijual seharga Rp 20.000 - Rp 24.000. Harga bawang putih di pasaran mencapai Rp 45.000 sementara dari petani tidak sampai Rp 20.000," jelas Yanuardi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (4/6).
Kedua komoditas pangan itu, ujar dia, rawan mengalami kenaikan harga secara drastis. Sebab, keduanya merupakan bahan pangan yang tidak memiliki barang substitusi (pengganti).
"Pengganti cabai dan bawang putih kan tidak ada. Beda dengan tomat, kentang atau wortel. Karena kebutuhan yang tinggi inilah harga kedua bahan pangan menjadi mudah dimainkan," lanjut dia.
Untuk mengantisipasi kekurangan dan mahalnya harga pangan hortikultura, pihaknya akan mengatasi lewat pasar murah yang dilakukan di Jabodetabek. Sementara untuk mencukupi kebutuhan cabai dan bawang selama Ramadhan dan Idul Fitri, Kementan menyarankan petani untuk menambah kenaikan produksi sebanyak 10 persen.
Data yang dihimpun Republika.co.id dari Kementan, kebutuhan bawang putih selama bulan Juni tercatat sebanyak 89.615 ton. Persediaan bawang putih selama bulan Juni sebanyak 111. 999 ton.
Perkiraan kebutuhan bawang putih pada Juli sebanyak 86. 027 ton. Ketersediaan bawang putih selama Juli diperkirakan mencapai 139.814 ton.