Jumat 03 Jun 2016 22:05 WIB

Petambak Sidoarjo Didorong Gunakan Pakan Enzim

Petambak udang (ilustrasi)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petambak udang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mendorong petambak di daerah ini menggunakan pakan yang sudah dicampur dengan enzim untuk meningkatkan hasil panen mereka.

Kepala Bidang Sumber Hayati Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo Alfi Handayani, di Sidoarjo, Jumat (3/6), mengatakan memberikan pakan yang sudah dicampur dengan enzim mampu meningkatkan pencernaan dari ikan yang dibudidayakan tersebut.

"Dengan adanya penggunaan enzim ini ikan bandeng yang biasanya dibudidaya selama delapan sampai dengan sembilan bulan kini bisa dipanen pada bulan ke empat atau kelima," katanya saat dikonfirmasi Jumat.

Ia mengemukakan, penggunaan pakan yang sudah dicampur dengan enzim ini mampu mengurangi kotoran yang dibuang oleh ikan tersebut karena pakan yang dimakan oleh ikan diserap menjadi daging.

"Kalau dengan menggunakan pakan biasa kotoran yang dikeluarkan bisa sekitar 30 persen. Tetapi kalau menggunakan pakan yang sudah dicampur dengan enzim ini maka kotoran yang dibuang hanya lima persen saja sehingga bisa meningkatkan kualitas air," katanya.

Ia mengatakan, saat ini harga untuk pakan dengan protein tinggi harganya sudah di atas Rp100 ribu untuk setiap saknya.

"Nah dengan menggunakan enzim, maka petambak bisa menggunakan pakan dengan protein rendah yang harganya sekitar Rp 50 ribu setiap sak. Karena mahalnya harga pakan tersebut salah satunya ditentukan oleh kandungan protein yang ada di dalam pakan tersebut," katanya.

Ia mengatakan, saat ini sudah ada beberapa petani tambak di Kabupaten Sidoarjo untuk beralih menggunakan pakan yang sudah dicampur dengan enzim ini dan hasilnya memang memuaskan. "Terlebih pakan tersebut diberikan untuk budi daya ikan bandeng yang notabenenya sangat kuat dan tidak mudah terserang penyakit," katanya.

Sebelumnya di Kabupaten Sidoarjo banyak dikeluhkan oleh petani tambak terkait dengan mahalnya harga pakan ikan yang tidak sebanding dengan hasil panen ikan di tambak mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement