Jumat 03 Jun 2016 15:59 WIB

Pedagang di Bandung 3 Bulan Jual Daging Babi dari Jakarta

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ilham
Daging babi mentah (ilustrasi)
Foto: BBQ Junkie (Flickr)
Daging babi mentah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepolisian Resor Bandung menangkap dua pelaku yang diketahui menjual daging celeng atau babi yang dicampur dengan daging sapi. Keduanya adalah pemilik lapak daging dan pegawainya.

Kasatreskrim Polres Bandung, AKP Niko Nurullah Adi Putra menyatakan, dua pelaku itu berinisial DA dan AK. Daging sapi yang dijual kedua pelaku ini campuran 50 persennya daging celeng. "Karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar, daging sapi yang dijual setengahnya dicampur dengan daging celeng," kata dia.

Niko menjelaskan, daging celeng dibeli pelaku dengan harga yang murah, yakni Rp 34 ribu per kilogram. Daging tersebut kemudian dicampurkan dengan daging sapi, untuk dijual dengan harga Rp 80 ribu per kilogram langsung ke pelanggan.

Menurut Niko, kedua pelaku sudah termasuk jaringan sindikat. Cara bekerjanya secara berkelompok dan tiap orang mempunyai peran tersendiri dalam aksinya. Ada yang berperan sebagai pencari babinya, pengepul, pencampur daging celeng dengan daging sapi, dan terakhir penjual atau pemasarnya.

"Berdasarkan pengakuan pelaku, daging celeng ini dipasok dari Jakarta. Makanya sekarang sedang mengembangkan kasus ini hingga ke Jakarta," ujar dia.

Dalam penangkapan itu, polisi menemukan 200 kilogram daging celeng yang belum dicampur dengan daging sapi. Tak hanya itu, pihaknya juga menemukan satu unit mobil Kijang Innova. "Semua hasil temuan ini kita sita sebagai barang bukti," ujar dia.

Pelaku mengelabui para pembeli dengan menyatakan bahwa daging yang dijualnya adalah sapi impor dan sapi peranakan Kupang. Alasan ini digunakan sebagai dasar kenapa teksur dan warna daging yang dijual pelaku berbeda dari daging biasanya.

Niko mengatakan, penangkapan tersebut berawal dari pengaduan masyarakat yang keheranan dengan daging yang dibelinya. Kemudian, polisi memulai penyelidikan. Daging tersebut melewati proses pengujian dan hasilnya ternyata memang positif daging celeng.

Penjualan daging celeng oleh para pelaku ini, kata Niko, baru tiga bulan sehingga diakui belum terlalu banyak korbannya. Apalagi, sebentar lagi sudah mau puasa. "Tapi pemiliknya ini, DA, sudah dapat keuntungan sekitar Rp 1,5 juta dari tiap pasokan yang diterima," ucap dia.

Pelaku berinisial DA sebagai pemilik usaha itu mengaku ingin mengejar keuntungan yang lebih besar. Penjualan tersebut pun sudah dilakukan dari tiga bulan yang lalu dengan mengandalkan kiriman pasokan daging celeng dari Jakarta.

"Biasanya saya terima 200 kilogram sekali datang kiriman. Untungnya lebih banyak, bisa sampai Rp 1,5 juta sekali dapat kiriman," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement