Jumat 03 Jun 2016 15:05 WIB

Jamaah Naqsabandiyah Berpuasa Lebih Cepat, Ini yang Diminta Kemenag

Red: M Akbar
Jamaah Tareqat Naqsabandiyah.
Foto: Antara
Jamaah Tareqat Naqsabandiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Japeri Jarab, mengimbau masyarakat seetempat dapat menghargai perbedaan awal Ramadhan di daerah itu.

"Ini terkait adanya jamaah yang mulai melaksanakan ibadah puasa pada Sabtu (4/6) yakni jamaah Naqsabandiyah," kata dia di Padang, Jumat (3/6).

Ia menyampaikan pihaknya sudah mencoba berdiskusi dengan jemaah Naqsabandiyah pada Rabu (2/6) malam terkait awal Ramadhan, namun tidak ditemui kesepakatan.

"Setiap umat tentu mempunyai keyakinan masing-masing untuk beribadah. Ini tentu harus saling menghargai antar sesama, jangan ada perpecahan sesama muslim," tambahnya.

Menurutnya, pada prinsipnya jemaah Naqsabandiyah meyakini ilmu mereka dengan rumus tertentu atau hisab dalam menentukan awal Ramadhan tersebut.

Terdapat beberapa perhitungan dalam menetukan awal bulan termasuk ilmu bintang yang berdampak pada perhitungan jam yang lebih awal dari biasanya. "Biasanya kan sehari 24 jam, namun di sini ada pada waktu tertentu perhitungan jam menjadi lebih awal," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan adanya diskusi dan silaturahmi kepada jemaah Naqsabandiyah hanyalah sebuah langkah awal. Kemenag Padang akan terus berupaya mendatangi jemaah-jemaah lainnya yang menentukan awal Ramadhan berbeda.

"Hal itu untuk mengetahui prinsip perhitungannya. Nanti pada Jumat malam sudah ada yang mulai salat tarwih, kami juga akan mendatangi," ujarnya.

Sementara Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah, Syafri Malin Mudo mengatakan awal Ramadhan 1437 Hijriah jatuh pada Sabtu (4/6) berdasarkan hisab dan perhitungan malam. "Kami akan memulai salat Tarwih pada Jumat malam yang dipusatkan di 50 Musala yang ada di Padang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement