Kamis 02 Jun 2016 19:47 WIB

Semua Siswa di Purwakarta Bisa Masuk Sekolah Negeri

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bersepeda bersama ratusan siswa siswi baru SMP Negeri 1 Purwakarta, Kamis (23/7). Dedi mengajak seluruh siswa siswi di Purwakarta menggunakan transportasi sepeda ke sekolah. Foto: Rachmat Santosa Basarah
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bersepeda bersama ratusan siswa siswi baru SMP Negeri 1 Purwakarta, Kamis (23/7). Dedi mengajak seluruh siswa siswi di Purwakarta menggunakan transportasi sepeda ke sekolah. Foto: Rachmat Santosa Basarah

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Tahun ini, seluruh siswa di Purwakarta bisa masuk ke sekolah negeri. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta, Rasmita Nunung Sanusi, mengatakan, semua siswa asli Purwakarta bisa memilih sekolah negeri yang dikehendakinya. Mereka mau bersekolah dimana, akan dipermudah.

Semua siswa, baik dari kalangan keluarga berada atau tak mampu, bisa sekolah di negeri tanpa syarat apapun. "Landasan hukumnya, peraturan bupati. Bupati kita, ingin merealisasikan wajib pendidikan dasar 12 tahun. Makanya, sarat masuk sekolah jadi dipermudah," ujar Rasmita, kepada Republika.co.id, Kamis (2/6).

Kemudahan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ini, sudah dijalankan kedua kalinya. Tahun kemarin, merupakan langkah awal diberlakukannya kebijakan tersebut. Awalnya, memang menuai pro dan kontra. Tetapi, sekarang bisa berjalan dengan baik.

Pada tahun ini konsep PPDB tidak akan jauh seperti tahun kemarin. Ada dampak positif yang dirasakan masyarakat. Yaitu, anaknya bisa masuk ke sekolah negeri yang difavoritkan. Selain itu, masuk sekolahnya juga gratis alias tak dipungut biaya.

Adapun masalah dari kebijakan ini, lanjut Rasmita, yaitu hanya dipersoalan kekurangan ruang kelas. Sebenarnya, masalah itu bisa diatasi. Yaitu, dengan cara musyawarah bersama antara orang tua dengan pihak sekolah.

"Sekolah saat ini sudah gratis. Tetapi, peran orang tua tetap masih dibutuhkan. Salah satunya, untuk mencari solusi atas masalah kekurangan kelas," ujarnya.

Menurut Rasmita, lulusan siswa di wilayahnya ini lumayan banyak. Untuk lulusan SD dan SMP, mencapai 17 ribu per tahun. Sedangkan, lulusan SMA sederajat mencapai 10 ribu per tahunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement