REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat mendata, sebanyak 19 orang terluka akibat gempa berkekuatan 6,5 SR yang mengguncang daerah tersebut pada Kamis (2/6) pagi. "Korban luka ada 19 orang, tidak ada korban jiwa," kata Kepala Pelaksana (Plt) BPBD Kabupaten pesisir Selatan, Prinudin, Kamis.
Masing-masing, empat korban dari Kecamatan IV Jurai, sato korban dari Kecamatan Linggo Sari Baganti, tujuh korban dari Kecamatan Lenggayang, tiga korban dari Kecamatan Ranah Pesisir, satu korban dari Pancung Soal, tiga korban dari Ranah Ampek Hulu. "Korban paling banyak dari Kecamatan Lenggayang," ujar dia.
Selain itu, Prinudin menuturkan, sebanyak 151 unit rumah mengalami rusak ringan, masing-masing, 15 di Kecamatan Koto XI Tarusan, dua di Kecamatan Linggo Sari Baganti, enam di Lenggayang, 121 di Kecamatan Ranah Pesisir, tujuh di Pancung Soal. Selanjutnya, sebanyak 68 unit rumah rusak sedang, masing-masing, dua di Koto XI Tarusan, 66 di Lenggayang.
Kemudian, sebanyak 20 unit rumah rusak ringan, masing-masing, 10 di Lengayang, enam di Ranah Pesisir dan empat di Pancung Soal. Kemudian 20 rusak berat.
Baca juga, Ini Penjelasan BMKG Soal Gempa Pesisir Selatan Sumbar.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 6,5 SR mengguncang Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat pukul 05.56 WIB. Goncangan gempa yang berpusat pada koordinat 2,29 LS dan 100,46 BT itu, dirasakan hampir di sebagain besar wilayah Sumatra Barat. Hiposenter gempa berada di kedalaman 72 kilometer.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Dengan hiposenter, terletak di Zona Benioff bagian atas.