REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT PLN (Persero) meluncurkan Eco Smart Grid di Bali sebagai Kawasan Nasional Energi Bersih untuk mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan.
Manajer Public Relations PLN Agung Murdifi di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu, menjelaskan bahwa Smart Grid merupakan sistem jaringan listrik cerdas yang mengintegrasikan pengelolaan pembangkitan dan distribusi listrik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dua arah antara PLN dan konsumen.
Dengan penerapan sistem listrik tersebut maka memungkinkan partisipasi dari sumber energi terbarukan dan pembangkit listrik hybrid ke dalam sistem tenaga listrik.
"Sehingga diharapkan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi Bali dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan di Bali sekalius untuk menjaga kehandalan pasokan listrik," ucapnya.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa perbedaan mendasar antara sistem baru itu dengan sistem listrik konvensional adalah sistem konvensional hanya ada aliran satu arah dari PLN ke konsumen.
Sedangkan dengan sistem Smart Grid terjadi hubungan timbal balik atau dua arah antara perusahaan listrik BUMN itu dengan konsumen yang didukung infrastruktur telekomunikasi.
Dengan sistem baru itu, pelanggan bisa melakukan pemantaun secara langsung atau "real time" terhadap penggunaan energi listrik mereka.
Pemanfaatan teknologi telekomunikasi yang memungkinkan komunikasi dua arah dalam metering energi listrik dari sisi pelanggan dan jaringan milik PLN.
Maka pemakaian energi menjadi lebih optimal dan efisien. Teknologi itu juga membantu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan adanya sistem otomatis yang memungkinkan pemulihan gangguan lebih cepat.
Smart Grid, kata dia, sebagai terobosan baru yang juga membuka peluang bagi konsumen untuk menjadi produsen listrik.
"Ini berlaku bagi pelanggan PLN yang sudah memasang panel surya di rumah atau bangunan lainnya. Nantinya mereka dipasangi meter listrik sistem ekspor impor," ucap Agung.