REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarata Basuki Tjahaja Purnama mempertanyakan nelayan yang menggugat proyek reklamasi di PTUN. Ia berjanji akan mengecek apakah mereka benar-benar nelayan atau hanya pura-pura sebagai nelayan.
Basuki alias Ahok mengatakan, nelayan seharusnya bisa berpikir lebih objektif dan melihat sisi positif proyek reklamasi. Ia menjanjikan memberi rusun, alat tangkap, dan modal agar nelayan bisa terus bekerja meski proyek reklamasi menghalangi lokasi tangkapan.
"Kalau orang yang memang pura-pura jadi nelayan, aktivis ngaku nelayan, saya kira nelayan enggak begitu kok. Lebih baik kasih rumah yang baik, alat tangkap ikan yang baik, budidaya yang baik, anaknya bisa sekolah," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (31/5).
Ia menjanjikan menyekolahkan anak nelayan di sekolah tinggi perikanan di Pasar Minggu. Ia meyakini mahasiswa di sekolah tersebut rata-rata di isi oleh anak nelayan. Selain itu, Ahok mengatakan akan membantu nelayan dari segi modal.
"Saya bilang DKI modalin deh, nanti bagi hasil berapa 80 persen buat dia 20 persen buat DKI. Jadi kalau selama ini kan bosnya 80 persen, ini enggak yang kerja nelayan 80 persen, kami 20 persen. Ini sudah uji coba di Pulau Seribu, sudah mulai produksi kerapu pembagiannya 80 persen buat nelayan kita 20 persen. Nelayan asli ya bukan nelayan-nelayan yang ngaku nelayan, ngaku aktivis," ujarnya.
Diketahui, setelah proses persidangan selama hampir sembilan bulan, hari ini sidang gugatan reklamasi telah mencapai tahap pemutusan perkara di PTUN, Pulo Gebang, Jakarta Timur.