REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan nelayan mendatangi Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Timur sekitar pukul 11.00 WIB. Sambil menunggu putusan hakim, para nelayan tersebut menggelar aksi di depan PTUN terkait izin reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta.
"Dukung kita nelayan kecil. Usaha kita akan mati kalau reklamasi dilanjutkan. Bantulah kami, Pak!" teriak seorang ibu, Tati (32 tahun), dalam aksi menjelang putusan hakim tersebut, Selasa (31/5).
Wanita berkerudung tersebut berteriak sambil mengucurkan air matanya. Sementara, di sampingnya, anak bungsunya terus meminta makan. Anaknya yang baru berumur dua tahun tersebut terus menempelnya sambil meminta untuk dibelikan makanan.
"Sebelum ada reklamasi itu, kami mensyukuri dari yang mahakuasa. Tapi, sekarang seperti apa, Pak Presiden?" kata dia sambil terisak.
Tati mengatakan, sejak digulirkannya reklamasi Pulau G tersebut, penghasilannya menurun drastis. Saat ini, kata dia, pemasukannya per hari di bawah Rp 50 ribu. Sementara, dulu bisa di atas Rp 200 ribu.
"Dulu bisa 200 ribu ke atas, sekarang cuma 50 ribu. Apalagi, sekarang menjelang Ramadhan, kalau puasa (kami) kering," ujarnya.
Tak lama kemudian, ratusan nelayan menyusul dengan menaiki dua mobil pikap. Mereka datang sambil membawa keranda mayat dan sejumlah bendera. Sementara, aparat kepolisian tampak berjaga-jaga di depan PTUN.