Senin 30 May 2016 20:36 WIB

Menko Polhukam Minta Kampus Kembangkan Teknologi Karhutla

  Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan.
Foto: Antara/Resno Esnir
Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan meminta universitas mengembangkan teknologi yang mampu mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) gambut.

"Pencegahan kebakaran hutan dan lahan gambut ini sangat vital sekali untuk kita perhatikan. Masalah lingkungan ini sudah menjadi serius di dunia ini, kita harus padu mengerjakan ini," kata Luhut yang juga menjadi koordinator penanganan dampak asap dalam Joint Symposium Restorasi Gambut dan Pencegahan Kebakaran gambut di Jakarta, Senin.

Selama hampir dua tahun dirinya berada di Pemerintahan, ia mengatakan telah melihat memang ada kekurangan dalam penanganan karhutla, dan yang paling utama adalah keterpaduan tim.

Masing-masing masih bekerja dengan gaya lama. Padahal dalam konteks negara sekarang, perkembangan tekonologi menjadi penting, perkembangan teknologi sudah pesat dan banyak mempengaruhi kebijakan di Indonesia, lanjutnya.

"Taksi Uber dan Gojek online mempengaruhi kita semua, tapi belum dirangkum ke dalam kebijakan kita. Indonesia ketinggalan, sementara negara lain sudah berbicara soal 'quantum computing'," ujar dia.

Gambut memiliki berbagai macam karakteristik di setiap daerah. "Di Riau, Jambi, Palembang, Kalimantan Tengah berbeda-beda. Penanganannya, dan seperti tahun lalu (2015--red) tentu sulit jika sudah terjadi kebakaran, tidak ada yang bisa menghentikan kecuali hujan lebat," ujar Luhut.

Teknologi apapun untuk memadamkan kebakaran sebesar itu belum ditemukan. Jadi, menurut dia, lebih baik pencegahan dari pada memadamkan.

"Saya melihat, teknologi dari universitas perlu dikembangkan. Apa yang harus dikerjakan, siapa mengerjakan apa, yang jelas disiplin kita semua menjadi sangat penting untuk memecahkan segala persoalan," ujar dia.

Dengan adanya MoU Badan Restorasi Gambut (BRG) dengan 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk mempercepat restorasi gambut dan pencegahan karhutla gambut, ia mengaku senang karena universitas mau ikut terlibat langsung.

"Teknologi dari universitas cobalah dikembangkan," ujar Luhut.

Ada 11 PTN di Indonesia yang terlibat dalam kegiatan restorasi gambut, diantaranya Universitas Jambi, Universitas Riau, Universitas Tanjungpura, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Palangkaraya, Universitas Cenderawasih, Universitas Mulawarman, Universitas Sriwijaya, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Sebelas Maret.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement