Ahad 29 May 2016 10:40 WIB

Ekspor Bali ke Jepang Merosot 12 Persen

Kerajinan khas Bali
Kerajinan khas Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perolehan devisa aneka barang kerajinan Bali yang diperdagangkan ke Jepang merosot hingga 12 persen, karena krisis ekonomi yang terjadi di Negeri Sakura itu.

"Barang kerajinan yang dipadukan dengan seni Bali masih memasuki pasar Jepang, walaupun masyarakat negeri itu mengalami krisis ekonomi," kata seorang pengusaha sekaligus eksportir barang kerajinan Bali, Made Sudana, di Gianyar, Ahad (29/5).

Perajin tetap mampu memproduksi aneka barang kerajinan dalam bentuk yang praktis dan mudah dibawa serta memiliki banyak manfaat guna memenuhi permintaan pangsa pasar luar negeri, khususnya konsumen Negara Matahari Terbit itu.

Ia mengatakan tas kain berwarna-warni yang dibuat dengan memanfaatkan limbah dari pengusaha garmen ternyata menghasilkan mata dagangan cukup menarik dan laku keras di pasaran Jepang, karena dinilai sangat praktis.

Usaha kerajinan yang merancang dan memproduksi mata dagangan jenis baru tersebut, ternyata mendapat pasaran yang baik dari kalangan anak-anak muda di Jepang sebagai barang cenderamata yang bermanfaat.

Mata dagangan yang dibuat sesuai pesanan yang diterima ikut memperbesar perdagangan hasil usaha industri kecil dan kerajinan Bali sehingga mampu bertahan dengan aneka kerajinan yang dikapalkan ke Jepang hingga sekarang.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat realisasi ekspor nonmigas, termasuk di dalamnya aneka barang kerajinan, rata-rata bernilai 3,5 juta dolar AS per bulan atau mencapai 10,6 juta dolar selama tiga bulan periode Januari-Maret 2016, menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat.

Perolehan devisa nonmigas tersebut berkurang hingga 12,97 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2015 mencapai 12,2 juta dolar AS, sementara barang kerajinan berbahan baku dari kulit banyak memasuki pasar Jepang, menyusul pakaian jadi, perabotan rumah tangga, aneka kerajinan berbahan baku kayu dan jenis usaha lainnya.

Selama triwulan I-2016, Bali menghasilkan devisa dari perdagangan aneka kerajinan dan nonmigas lainnya sebesar 123,9 juta dolar dengan Amerika Serikat tercatat sebagai pembeli terbesar bernilai 30,5 juta dolar AS, naik jika dibandingkan dengan periode yang sama 2015 yang hanya 26,6 juta dolar AS.

Konsumen Jepang ada pada urutan kedua dengan mengimpor seharga 10,6 juta dolar AS dan urutan ketiga adalah konsumen Australia dengan membeli seharga 9,32 juta dolar, sehingga pasar kerajinan Bali di Jepang cukup stabil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement