Sabtu 28 May 2016 20:39 WIB

Sambut Milad I, FAI Gelar Seminar Nasional

Suasana diskusi dan talk show tentang pendidikan yang diadakan oleh  Forum Akademi Indonesia (FAI) dalam rangka milad ke-1 dan memperingati Hari Pendidikan Nasional, di Kampus BSI Kalimalang, Sabtu (28/5).
Foto: Dok BSI
Suasana diskusi dan talk show tentang pendidikan yang diadakan oleh Forum Akademi Indonesia (FAI) dalam rangka milad ke-1 dan memperingati Hari Pendidikan Nasional, di Kampus BSI Kalimalang, Sabtu (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tanggal 23 Mei 2016 Forum Akademi Indonesia (FAI) genap berusia satu  tahun. Dalam rangka  memperingati miladnya dan Hari Pendidikan Nasional, FAI menggelar seminar nasional dengan tema “Bakal Calon Gubernur Bicara Pendidikan”.

Seminar ini dilaksanakan di Aula BSI kampus Kalimalang, Bekasi, Jawa  Barat, Sabtu (28/5). Acara ini dihadiri oleh  Ketua FAI Eni Heni Hermaliani, Dewan Pelindung  FAI Ir Naba Aji Notoseputro, serta para Dewan Penasihat FAI (Farouk Abdullah Alwyni, Abdullah Hehamahua, dan Aat Surya Syafaat).

Sedangkan pembicara utama adalah Indra Cahya Uno, yang mewakili Sandiaga Uno yang berhalangan hadir pada siang itu. Seminar itu juga dihadiri para akademisi dan tamu undangan.

 

Ketua FAI Eni Heni Hermaliani mengatakan, tak terasa sudah 1 tahun FAI berdiri terhitung dari 3 Mei 2015. Pada ulang tahunnya ini dan memperingati Hari Pendidikan Nasional, FAI menggelar seminar dengan tema pendidikan.

“Kami segenap dari forum dan anggota akademisi mengucapkan terima kasih atas dukungannya. Ke depannya kami berharap dapat terus melaksanakan acara yang serupa, sehingga keberadaan FAI dapat berkontribusi memberikan sumbang saran dan ide untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik,”  ujar Eni.

Farouk dan Abdullah Hehamahua juga menyampaikan pandangan terkait masalah pendidikan yang ada di Indonesia. Acara inti seminar dan talkshow dipandu oleh Dwiza Riana. Dalam materinya Indra Cahya Uno menjelaskan konsep tentang peran pendidikan politik untuk generasi Y atau Generasi Milenial (generasi muda).  Tantangan bagi Gen-Y (generasi muda) harus lebih kritis dalam mengevaluasi informasi dan berita di media sosial. "Kristis itu penting, tapi kristis berdasarkan pemahaman,”  ujar Indra Cahya Uno.

 

Indra menambahkan, bahwa politik itu bukan profesi pilihan terakhir tetapi menjadi pilihan pertama. Politik merupakan ilmu untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. “Sedangkan pendidikan merupakan cara bagaimana kita melihat politik”, jelas Indra Cahya Uno.

 

Pada kesempatan itu Indra mengajak Gen-Y (generasi muda) untuk mulai bangun dan sadar bahwa lapangan kerja di Indonesia mulai di ambil oleh pihak asing. Olehkarenanya bagi Gen-Y setelah lulus kuliah sudah semestinya berperan serta untuk menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

“Kuliah tidak hanya untuk mencari pekerjaan, tetapi kuliah dapat menjadi modal untuk menciptakan pekerjaan,”  ungkap Indra Cahya Uno.

Diskusi semakin seru dengan diskusi terbuka yang disampaikan oleh Abdullah Hehamahua dan Aat Surya Syafaat, kepada Indra Cahya Uno mengenai pandangannya mengenai langkah apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia, terutama di Jakarta.

“Pendidikan selalu menjadi tema diskusi yang sangat menarik dan tidak akan habisnya bila bicara mengenai masalah pendidikan di Indonesia. Tentunya hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah sebagai wakil rakyat, dan perguruan tinggi sebagai pelaku. Keduanya harus bersinergi sehingga dapat menemukan solusi tepat untuk kepentingan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik,” tutur  Dwiza.

Pada akhir  acara dilakukan pemotongan tumpeng oleh Ketua FAI, sebagai peringatan dan rasa syukur bahwa FAI telah berusia 1 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement