REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, meminta para pedagang yang menimbun gula agar cepat dijual dan mengikuti harga yang baru. Jika tidak segera menyesuaikan dengan harga yang baru, para pedagang diperkirakan akan rugi besar. Sebab, saat ini sudah memasuki musim giling.
Pakde Karwo, demikian sapaan akrabnya, menjamin stok bahan pokok di Jatim menjelang Romadhan aman. Menurutnya operasi pasar dilakukan untuk stabilisasi harga bahan pokok dan bukan karena kekurangan stok. Tapi memberikan suplai di atas 1.500 ton per hari yang melebihi kebutuhan pasar sehari-hari.
''Para pengusaha ngerem menarik keuntungan sehingga harga bahan pokok di pasar stabil,'' kata Pakde Karwo seusai memberangkatkan secara simbolis 18 truk bahan pokok di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (27/5)
Pakde Karwo menjelaskan, selama 30 hari terhitung sejak 27 Mei sampai 1 Juli setiap pasar akan mendapat suplai lebih dari 1.500 ton bahan pokok per hari. Suplai tersebut meliputi minyak goreng 650 liter, tepung terigu 100 kilogram, beras 250 kilogram, dan gula 850 kilogram.
Sedangkan stok gula per 26 Mei 2016 tercatat sebanyak 21 ribu ton, dan per 27 mei diperkirakan 19, 5 ton. Stok tersebut dinilai cukup untuk kebutuhan 13 hari. Terlebih, pada 1 Juni 2016 pabrik gula di Jatim sudah mulai melakukan proses giling dan akan menghasilkan 40 ribu ton.
''Dolog jadi etalase menjamin stok pangan cukup, maka dalam dua sampai tiga hari ini harga harus berubah,'' pintanya.
Operasi pasar dilakukan di seluruh Jatim dan di setiap Kabupaten/Kota mendapat jatah dua pasar. Kecuali Surabaya empat pasar, yakni pasar Wonokromo, Pucang, Tambak Rejo, dan Soponyono. Upaya ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan bahan pokok murah. Seperti harga beras premium Rp 8.700 per kilogram, minyak goreng Rp 11.300 per liter, tepung terigu Rp 7.200 per kilogram, dan gula putih Rp 11.750 per kilogram.
Pakde Karwo juga menyampaikan terima kasih peda para produsen pedagang besar dan para distributor bisa menahan diri untuk tidak menarik keuntungan pada saat krisis, terutama harga gula. Dia berharap harga pokok produksi diturunkan seperti semula Rp 11.750 ribu per kilogram.